Gurita (genus Octopus) jelas jadi salah satu invertebrata paling populer bagi kita. Ada begitu banyak keunikan dari gurita dan sangat lekat dalam ingatan kita, semisal soal kemampuan mengubah warna, kepintaran dalam mengatasi tantangan, tentakel dengan daya hisap kuat, dan lain semacamnya. Di dunia ini ada begitu banyak spesies gurita, baik yang berukuran besar maupun kecil. Salah satu perwakilan gurita berukuran kecil adalah gurita merah pasifik timur (Octopus rubescens).
Terkadang, mereka juga dipanggil dengan sebutan gurita rubi. Lebar mantel gurita ini sekitar 5—10 cm, sementara panjang tentakel mereka sekitar 30—40 cm. Untuk urusan bobot, rata-rata gurita merah pasifik timur mencatatkan angka 100—150 gram, tetapi ada pula individu yang tumbuh sampai seberat 400 gram. Secara penampilan, warna tubuh gurita yang satu ini terbilang bervariasi.
Namun, sesuai dengan nama mereka, warna utama tubuh gurita merah pasifik timur adalah merah bata dan terkadang punya variasi warna putih maupun cokelat. Kira-kira ada fakta menarik apa saja yang dimiliki oleh gurita kecil yang satu ini? Yuk, kita singkap sepenuhnya dalam pembahasan di bawah ini!
Sesuai dengan nama mereka, persebaran utama gurita merah pasifik timur terletak di perairan Samudra Pasifik Timur, tepatnya dekat dengan pesisir barat Amerika Utara. Mereka ada mulai dari Meksiko, Amerika Serikat (sampai Alaska), dan Kanada. Gurita ini menghuni perairan dangkal hingga dalam, yakni sekitar 0—300 meter di bawah permukaan laut. Namun, kebanyakan dari gurita merah pasifik timur jarang berada di kedalaman lebih dari 200 meter karena pada kedalaman lebih dari itu, makanan sulit dijumpai.
Di peta persebaran mereka, gurita merah pasifik timur tinggal di sekitaran rumput laut, daerah berbatu, berpasir, berlumpur, dan area dekat pasang surut air laut. Untuk urusan makanan, gurita merah pasifik timur termasuk karnivor sejati yang beraksi pada malam hari (hewan nokturnal). Dilansir Animalia, mereka utamanya mengonsumsi gastropoda, kepiting, teritip, bivalvia (kerang-kerangan), dan krill.
Gurita merah pasifik timur berburu dengan cara menyergap target dengan cepat. Setelah mangsa berhasil ditangkap, gurita ini akan melahap makanan tersebut dengan paruh mereka yang kuat. Kalau mangsa yang ditangkap memiliki cangkang, maka gurita ini akan membuat lubang terlebih dahulu pada titik tertentu, semisal otot adduktor, di cangkang mangsa mereka sampai terbuka dan mudah dikonsumsi.
Ada hal unik dari kebiasaan makan gurita merah pasifik timur. Mereka diketahui akan mengumpulkan dulu beberapa mangsa di sekitar sarang sebelum mulai mengonsumsinya. Setelah jumlah mangsa dirasa cukup, gurita ini akan makan dalam jumlah besar dan melemparkan sisa-sisa makanan mereka ke luar sarang. Biasanya, sisa-sisa mangsa yang paling banyak dibuang gurita ini adalah cangkang hewan sehingga di area tempat tinggal gurita merah pasifik timur, ada begitu banyak cangkang kosong yang dapat ditemukan.
Sebagai anggota keluarga gurita, tentunya gurita merah pasifik timur punya beberapa karakteristik yang serupa seperti kerabat mereka. Salah satunya adalah jumlah jantung gurita ini yang berjumlah 3 buah. Jumlah jantung tersebut bukan berarti gurita merah pasifik timur memiliki 3 nyawa berbeda. Sebab, ketiga jantung mereka bisa dibilang punya tugas masing-masing dan bekerja secara terpisah.
Monterey Bay Aquarium melansir kalau jantung utama berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh, sementara dua jantung tambahan akan memompa darah melewati insang mereka. Diduga, adaptasi ini muncul karena darah gurita merah pasifik timur berwarna biru, berbeda dengan kebanyakan hewan lain. Sebagai catatan, alasan mengapa gurita memiliki darah berwarna biru disebabkan oleh pigmen hemosianin yang merupakan protein dalam darah yang mengandung atom tembaga yang mengikat atom oksigen. Berkat hemosianin, gurita dapat mendistribusikan oksigen dengan baik, bahkan dalam temperatur rendah sekalipun.
Di luar masalah jantung, gurita merah Pasifik Timur memiliki banyak ciri khas yang membedakannya dari jenis cumi-cumi lainnya. Sebagai contoh, spesies ini dapat mengubah warnanya secara cepat guna menyembunyikan dirinya baik ketika mencari mangsa maupun melindungi diri dari serangan pemangsa. Selanjutnya, indra penciuman serta sentuhan pada hewan ini begitu tajam karena adanya sekitar ribuan sensor kimia dalam rongga mulut dan lebih dari satu juta penerima getaran di setiap tungkai. Meskipun demikian, penglihatan gurita merah Pasifik Timur relatif baik; namun sayangnya fitur tersebut kurang digunakan oleh mereka selama proses berburu.
Meskipun tampak tak berbahaya, sebetulnya kalajengking merah samudera Pasifik Timur memiliki senjata yang sungguh menyeramkan, terutama bagi para buruan mereka. Walaupun tipe racun spesifik pada kalajengking merah samudera Pasifik Timur belum diungkapkan, namun fungsi utama adanya racun ini ialah sebagai alat lumpuhkan mangsanya oleh kalajengking. Mereka melakukan hal ini dengan cara menggigit badan mangsa menggunakan paruh lalu menyuntikkan kelenjar penukar racun ke dalam tubuh sang mangsa. Bagi binatang bertelur keras, sering kali kalajengking akan membuat lubang pada telurnya dahulu baru kemudian ‘muntahkan’ kelenjar pembinasanya, suatu proses yang secara ajaib bisa membongkalai struktur telur tersebut dari dalam.
Mohon maaf atas kesalahan informasi sebelumnya karena ada sedikit ketidaktepatan antara deskripsi awal tentang kepiting dan perbaikan yang telah dilakukan. Kembali lagi kepada konteks aslinya:
Walau kelihatan biasa saja, ternyata kepiting merah Samudra Pasifik Timur mempunyai trik yang lumayan mengejutkan, apalagi buat hewan-hewannya menjadi santapan. Meski jenis racun kepiting merah ini ga diketahui pastinya, tapi fungsinya penting banget yaitu dipake buat bikin lemah atau lumpuhin target. Cara kerjanya begini; pertama-tama ia ngeruk bagian tubuh sasarannya pakai mulutnya, setelah itu dia bakar-bakarin zat racun ke dalam tubuh mangsatargetnya. Untuk mamalia berserabutan, ikan karides ini udah pintar-pintar ngilap-in kulit tempelan-tempelannya biar enyah buat meletakin organ pembunuhan rahasia dirinyadan penghabisan hasil panen didalam tubuh mantankorban.
Walaupun belum mencapai tingkat yang membahayakan jiwa, bisa dari sengatannya kepiting masih bisa menyebabkan sejumlah dampak pada manusia. Berdasarkan laporan Monterey Bay Aquarium Jika seseorang digigit oleh gurita merah Pasifik Timur, mereka akan langsung merasakan nyeri hebat. Saat itu juga, hewan laut ini akan memompa racun ke dalam lukanya sebelum kemudian melepas cakarnya. Meskipun korban tidak jatuh pingsan ataupun menunjukkan tanda-tanda bahaya serius lainnya, tetapi bekas gigitannya perlu waktu cukup lama untuk pulih yaitu kira-kira 3 minggu. Hal ini disebabkan karena racun dari gurita tersebut dapat menghalangi pembekuan darah.
Kepiting merah Pasifik Timur melangsungkan masa berkembang biak antara bulan Agustus-September. Indikator bahwa kepiting ini telah siap untuk memasuki tahap perkawinan bisa diamati pada individu jantan. Sebelum periode tersebut, satu dari sepuluh tungkainya akan mengalami pertambahan ukuran sebab dalam salah satunya terdapat alat reproduksi. Ketika bertemu dengan induk betina, sang jantan kemudian akan mencabut dan menyematkan bagian yang berisikan sperma ke rongga tubuh betina agar fertilisasi dapat terjadi.
Sanctuary Simon
Menurut sumber, setelah proses pembuahan usai, betina akan memulai aktivitas bertelur di celah-celah batu atau daerah terpilih yang telah disiapkannya. Diketahui bahwa spesies ini mampu melepaskan antara 1.000 hingga 10.000 butir telur per musim perkawinan. Ibu gurita tersebut kemudian secara agresif melindungi telurnya selama 6-8 pekan sampai telor-telor itu pada akhirnya menetas. Ironisnya, tidak lama sesudah bayinya keluar dari cangkang telur, induknya meninggal karena lelah hanya beberapa waktu setelahnya. Meskipun demikian, meski gurita gunung api Pasifik Timur benar-benar siap untuk hidup sendiri ketika baru menetas, statistik mortalitanya cukup tinggi; sebanyak 90% anakan justru tewas saat masih memiliki ukuran kecil.
Berdasarkan Daftar Merah IUCN, gurita merah Pasifik Timur saat ini termasuk dalam kategori risiko rendah (Least Concern), meskipun tren populasi mereka belum jelas. Status itu disebabkan oleh jumlah yang melimpah dan kemudahan untuk menemukan hewan ini di wilayah Pasifik Timur. Tak ada juga ancaman tertentu yang bisa memusnahkan populasinya secara signifikan.
Daftar Merah IUCN hanya menyajikan hipotesis bahwa pemanasan global yang sedang terjadi dapat mempengaruhi populasi gurita merah Pasifik Timur di masa depan. Untuk manusia, jenis ikan ini bukanlah objek perburuan yang populer jadi tidak ada kapal penangkap ikan yang sengaja mencari gurita merah Pasifik Timur. Meski demikian, jika hal itu tetap terjadi, gurita-gurita tersebut umumnya didapatkan tanpa disengaja ketika para nelayan ingin mengejar makhluk laut lainnya.
Jika kita membicarakan tentang umur, ternyata gurita merah Pasifik Timur memiliki masa hidup yang singkat. Umumnya, jenis ini hanya mampu bertahan antara 1 sampai 2 tahun saja. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa baik jantan maupun betina akan meninggal tidak lama setelah proses reproduksinya. Sungguh menyedihkan, bukan?