Banyak orang bertanya-tanya apakah aborsi bisa menyebabkan kehamilan ektopik, dan ini adalah kekhawatiran yang sering muncul. Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi, yang dapat membahayakan kesehatan.
Meskipun ada penelitian lama yang menunjukkan kemungkinan hubungan antara aborsi dan kehamilan ektopik, penelitian terbaru justru tidak mengonfirmasi hubungan langsung antara keduanya. Oleh karena itu, penting untuk memisahkan fakta dari mitos agar Anda mendapatkan pemahaman yang lebih jelas.
Kali ini, kita akan membahas lebih lengkap mengenai bisakah aborsi menyebabkan kehamilan ektopik? Simak dan perhatikan dengan baik, ya!
Melansir dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa aborsi dapat menyebabkan kehamilan ektopik.
Dalam sebuah penelitian, hanya 22% dari 158 perempuan yang mengalami kehamilan ektopik pernah melakukan aborsi yang diinduksi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perempuan yang memiliki bayi sehat (12%) atau yang tidak hamil (18%).
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa semakin banyak aborsi yang seseorang lakukan, semakin tinggi risikonya. Ini mengarah pada dugaan adanya hubungan yang bergantung pada dosis antara aborsi dan kehamilan ektopik. Namun, tidak ada penelitian terbaru atau studi besar yang mengonfirmasi hubungan ini, dan beberapa penelitian justru membantahnya.
Melansir dari Medical News Today, kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Penyebab pasti dari kondisi ini masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi infeksi merupakan salah satu faktor risiko yang diketahui.
Infeksi pada saluran reproduksi bisa menjadi komplikasi dari aborsi bedah. Namun, pada aborsi yang kamu lakukan secara aman dan legal, hal ini sangat jarang terjadi. Dokter biasanya dapat segera mengobatinya dengan antibiotik. Beberapa dokter bahkan mungkin memberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi berkembang.
Medical News Today melansir beberapa faktor risiko lain yang peneliti temukan dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan ektopik, meliputi:
Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa banyak elemen dapat berkontribusi pada kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik. Namun, tidak semua perempuan yang terpapar faktor risiko ini akan mengalaminya.
Medical News Today melansir bahwa aborsi yang kamu lakukan dengan aman jarang memengaruhi kemampuanmu untuk hamil di masa depan. Anda bisa kembali subur dengan cepat, bahkan kadang-kadang sebelum periode menstruasi berikutnya. Oleh karena itu, Anda dapat mendiskusikan pilihan kontrasepsi sebagai bagian dari konsultasi, sehingga bisa merencanakan kapan ingin hamil di masa mendatang.
Aborsi jarang menimbulkan komplikasi yang dapat memengaruhi kesuburan. Syaratnya, Anda mendapatkan perawatan yang tepat jika terjadi masalah, seperti penyakit radang panggul. Namun, komplikasi seperti itu sangat jarang terjadi di tempat-tempat yang menyediakan perawatan aborsi yang legal dan aman.
Nah, itu dia informasi mengenai bisakah aborsi menyebabkan kehamilan ektopik? Ternyata tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa aborsi secara langsung menyebabkan kehamilan ektopik.