Perusahaan yang bergerak di bidang menara telekomunikasi, PT Bali Towerindo Sentra Tbk. (BALI) berencana untuk mengumpulkan dana lewat penguatan modal dengan melakukan permintaan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau private placement.
Wakil Direktur Utama BALI Lily Hidayat mengatakan bahwa menurut PERATURAN Otoritas JASA KEUANGAN Nomor 14 Tahun 2019, perusahaan bisa menambah modal untuk para pemilik saham dengan menerbitkan hingga 393.459.250 lembar saham baru. Angka ini setara dengan maksimal 10% dari total jumlah saham yang sudah diposisikan dan sepenuhnya terserahkan ke Perseroan.
Pembelian saham oleh Perusahaan melalui Peningkatan Modal akan disesuaikan dengan kondisi serta tarif yang ditetapkan oleh regulasi pasar modal aktif. Hingga kini belum terdapat calon pembeli tertentu. standby buyer,” jelasnya, Jumat (25/4/2025).
Keuntungan dari Implementasi Peningkatan Modal bertujuan untuk memperoleh sumber dana tambahan yang nantinya akan dipergunakan dalam meningkatkan efisiensi aliran uang tunai. cash flow serta meningkatkan operasi bisnis perusahaan yang bisa mengoptimalkan rasio hutang terhadap ekuitas.
Di samping itu, perusahaan ini mampu mendapatkan dukungan serta kerjasama dari para investor strategis yang tertarik menyuntikkan modal ke dalamnya untuk meningkatkan performa operasional perusahaan.
Dana yang diperoleh dari Penambahan Modal setelah dikurangi biaya-biaya rencananya akan digunakan untuk pelunasan lebih awal sebagian atau seluruh dari hutang perseroan dan/atau pendanaan untuk belanja modal, menambah modal kerja dan/atau pengembangan usaha termasuk penambahan aset.
“Oleh karena itu, dalam RUPSLB hari ini [Jumat, 25 April 2025 ]perseroan meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau private placement ,” jelasnya.
BALI bertujuan untuk mendapatkan pendapatan sebesar Rp1,35 triliun dengan marjin Ebitda antara 69,33% pada tahun 2025. Sementara itu, keuntungan bersih diproyeksikan meningkat hingga mencapai angka Rp270 miliar sampai Rp275 miliar.
“Berdasar untuk mencapai sasaran dan memperluas bisnisnya, BALI menetapkan anggaran belanja modal (capex) kurang lebih senilai Rp471 miliar. Dana ini dapat berasal dari berbagai macam tempat seperti kredit bank, surat utang korporasi, serta pemasukan dari aktivitas usaha,” jelas dia.