Setelah melahirkan secara alami, tubuh ibu akan mengalami proses pemulihan secara otomatis. Selama masa pemulihan ini, ibu mungkin mengalami rasa sakit di area jahitan, keluarnya darah nifas, serta perubahan emosi yang terasa tidak nyaman. Umumnya, ibu yang baru melahirkan memerlukan waktu sekitar 6 hingga 8 minggu untuk pulih atau beradaptasi.
Pada masa pemulihan ini, terdapat beberapa hal yang sebaiknya ibu hindari agar proses pemulihan berjalan lebih cepat.
Berikut ini beberapa larangan yang perlu ibu perhatikan setelah melahirkan agar proses pemulihan berlangsung lebih cepat:
Setelah melahirkan, perubahan berat badan ibu dapat mendorong keinginan untuk berolahraga agar tubuh kembali seperti semula. Namun, ibu tidak diperbolehkan melakukan aktivitas atau olahraga berat. Ini disebabkan rahim membutuhkan waktu sekitar 6 hingga 8 minggu untuk kembali ke ukuran semula. Selama periode ini, sebaiknya ibu hanya melakukan kegiatan dan olahraga ringan. Contohnya, berjalan kaki atau berjalan cepat. Jenis olahraga ini mampu membantu mencegah pembekuan darah serta meningkatkan kualitas tidur setelah proses melahirkan. Melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur setelah melahirkan juga mampu membantu mengurangi risiko depresi pasca persalinan yang sering muncul.
Diet ketat merupakan larangan yang perlu ibu hindari setelah melahirkan. Ahli menyarankan agar menunggu setidaknya 2 bulan sebelum memulai program penurunan berat badan. Namun, pola makan ini perlu diterapkan secara bertahap dan tidak boleh langsung menerapkan diet yang sangat ketat. Mengikuti diet ketat pasca melahirkan dapat menghambat proses pemulihan tubuh dan menyebabkan ibu mudah mengalami kelelahan berkepanjangan saat merawat bayinya yang baru lahir. Selain itu, pola makan yang sangat ketat dengan mengurangi asupan kalori secara signifikan juga bisa mengakibatkan penurunan produksi ASI, padahal bayi memerlukan cukup ASI untuk mendukung perkembangannya.
Ibu sebaiknya tidak menggunakan cangkang haid atau tampon setelah melahirkan. Cup menstruasi ini dapat ibu gunakan paling cepat 6 minggu setelah melahirkan. Ini karena setelah melahirkan, ibu masih mengalami luka di area rahim atau mungkin ada robekan di sekitar vagina. Penggunaan cangkang menstruasi sebelum luka tersebut pulih dapat meningkatkan kemungkinan terkena infeksi. Ibu disarankan menggunakan pembalut selama masa nifas dibandingkan menggunakan cangkang menstruasi.
Setelah melahirkan, sebaiknya ibu tidak melakukan aktivitas seksual selama sekitar 4-6 minggu setelah persalinan. Durasi ini dapat berlangsung lebih lama pada ibu yang mengalami infeksi pada luka robekan vagina. Menunda hubungan seksual dapat memberi kesempatan bagi tubuh ibu untuk pulih lebih cepat serta mengurangi risiko komplikasi pasca-persalinan.
Ibu disarankan memakai alat kontrasepsi setelah melahirkan agar tidak mengalami kehamilan yang terlalu berdekatan. Selama masa menyusui, risiko kehamilan memang cenderung berkurang karena peningkatan hormon prolaktin dapat menghambat produksi hormon estrogen yang memicu proses ovulasi. Meskipun demikian, menyusui bukanlah cara pencegahan kehamilan yang efektif. Konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan alat pengendali kehamilan yang sesuai dengan kebutuhan pasangan suami istri.
Ibu harus memperhatikan pola makan pasca melahirkan serta menghindari makanan yang mengandung pemicu alergi. Makanan yang ibu konsumsi akan masuk ke dalam ASI, yang akhirnya memasuki sistem pencernaan bayi. Beberapa bayi memang lebih rentan terhadap makanan tertentu, seperti susu dan olahannya, kedelai, telur, kacang tanah, jeruk, ikan, atau makanan laut. Hindari mengonsumsi makanan tersebut secara berlebihan, terutama jika anak menunjukkan tanda-tanda reaksi alergi setelah ibu memakannya. Gejala bayi yang mengalami alergi makanan beragam, mulai dari diare, perut kembung, sering menangis, feses berdarah atau berlendir, munculnya ruam pada kulit, muntah atau tersedak, hidung meler, batuk, hingga kesulitan dalam tidur.
Menggunakan alkohol atau kafein perlu ibu batasi setelah melahirkan. Ini karena alkohol dan kafein yang ibu konsumsi dapat masuk ke tubuh bayi melalui ASI, yang berisiko mengganggu kesehatannya. Batas aman mengonsumsi minuman beralkohol bagi ibu yang sedang menyusui adalah 1 gelas kecil sekali dalam seminggu. Namun demikian, untuk konsumsi kafein seperti kopi, teh, atau minuman berenergi, disarankan tidak melebihi 3 cangkir atau 300 miligram dalam sehari. Mengonsumsi lebih dari 3 cangkir kafein bisa mengganggu jam tidur ibu dan membuat bayi mudah menangis.
Berikut beberapa larangan yang sebaiknya ibu hindari setelah melahirkan, agar proses pemulihan berjalan lebih cepat.