Musim hujan sering dikaitkan dengan meningkatnya kasus flu dan pilek. Dari sinilah muncul anggapan bahwa kehujanan bisa langsung menyebabkan seseorang jatuh sakit. Namun, apakah benar hujan adalah penyebab utama seseorang mengalami sakit? Ataukah ini hanya mitos yang berkembang di masyarakat?
Anggapan bahwa hujan menyebabkan penyakit adalah mitos. Air hujan sendiri tidak mengandung virus atau bakteri yang bisa langsung menyebabkan flu, batuk, atau pilek. Penyakit-penyakit tersebut sebenarnya disebabkan oleh infeksi virus, bukan karena terkena air hujan.
Beberapa virus penyebab flu, seperti rhinovirus dan influenza, menyebar melalui:
✅ Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
✅ Permukaan yang terkontaminasi
✅ Udara dalam ruangan tertutup, terutama saat musim hujan, karena orang lebih sering berkumpul di dalam ruangan
Jadi, bukan air hujan yang menyebabkan sakit, melainkan kondisi yang menyertainya, seperti perubahan suhu yang mendadak dan sistem imun yang melemah.
Meski hujan bukan penyebab utama penyakit, ada beberapa faktor yang bisa membuat tubuh lebih rentan setelah kehujanan:
Ketika pakaian basah karena hujan, tubuh kehilangan panas lebih cepat, menyebabkan suhu tubuh menurun drastis. Ini bisa mengganggu sistem thermoregulasi, yaitu mekanisme tubuh dalam mengatur suhu agar tetap stabil.
Menurut Dr. Ray Rattu, dokter dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, perubahan suhu yang tiba-tiba membuat tubuh memerlukan energi ekstra untuk beradaptasi. Jika tubuh tidak mampu beradaptasi dengan cepat, sistem imun bisa melemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi.
Suhu dingin bisa menyebabkan pembuluh darah di hidung menyempit, menghambat sirkulasi sel darah putih yang berfungsi melawan infeksi. Akibatnya, tubuh jadi lebih sulit menghadapi serangan virus.
Selain itu, udara dingin juga bisa membuat selaput lendir di saluran pernapasan lebih kering, sehingga lebih mudah ditembus oleh virus.
Tubuh yang basah akibat hujan lebih sulit mengatur suhu, sehingga menyebabkan stres tambahan pada tubuh. Ketika tubuh mengalami stres, produksi hormon kortisol meningkat, yang dapat menekan sistem imun dan membuat tubuh lebih mudah terkena infeksi.
Saat hujan, orang cenderung berkumpul di dalam ruangan untuk berteduh. Ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi virus untuk menyebar.
Menurut penelitian, virus influenza lebih aktif dalam kondisi dingin dan kering. Oleh karena itu, bukan hujan yang membuat sakit, tetapi kebiasaan orang saat musim hujan yang meningkatkan risiko penyebaran virus.
Agar tetap sehat meskipun sering terkena hujan, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
✅ Segera ganti pakaian basah – Jangan biarkan tubuh dalam kondisi basah terlalu lama. Gunakan handuk kering dan ganti dengan pakaian yang hangat.
✅ Minum minuman hangat – Teh, jahe, atau air hangat bisa membantu menghangatkan tubuh dari dalam.
✅ Jaga daya tahan tubuh – Pastikan asupan nutrisi cukup, perbanyak konsumsi sayur dan buah, serta tidur yang cukup untuk memperkuat sistem imun.
✅ Gunakan jas hujan atau payung – Untuk mengurangi paparan langsung terhadap air hujan.
✅ Tetap aktif bergerak – Jangan langsung duduk diam setelah kehujanan, agar tubuh tetap menghasilkan panas dan menghindari hipotermia ringan.
Jadi, air hujan sendiri tidak menyebabkan seseorang sakit. Penyakit seperti flu dan pilek lebih disebabkan oleh infeksi virus yang menyebar melalui kontak langsung atau udara.
Namun, kondisi yang menyertai hujan seperti penurunan suhu tubuh, stres fisik, dan kebiasaan berkerumun di dalam ruangan dapat meningkatkan risiko sakit.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga daya tahan tubuh, mengenakan pakaian yang sesuai, dan segera mengganti pakaian basah agar tetap sehat meskipun sering terkena hujan.