Pemerintah Indonesia berencana melakukan investasi di AS melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, atau Danantara. Ini adalah bagian dari upaya negosiasi tarif resiprokal yang Presiden AS Donald Trump terapkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan strategi ini. Ia menuturkan, ini salah satu tawaran yang Indonesia ajukan. Tawaran lainnya berupa peningkatan impor untuk menyeimbangkan surplus perdagangan.
Untuk itu, Airlangga menyampaikan akan ada perjanjian atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dan mitra dagang di Amerika Serikat pada 7 Juli. “[Perjanjian tersebut termasuk] rencana investasi, termasuk di dalamnya oleh BUMN dan Danantara,” tutur Airlangga dalam konferensi pers terkait perkembangan negosiasi tarif Trump di kantornya, Kamis (3/7/2025).
Tim negosiasi Indonesia saat ini berada di Washington. Mereka bersama negara-negara yang tengah mengupayakan penurunan tarif Trump, seperti India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam, dan Malaysia.
Meski sudah ada tawaran berupa peningkatan impor dan investasi melalui MoU 7 Juli, Airlangga tidak dapat memastikan kesepakatan akhir tarif bagi Indonesia akan tercapai saat itu.
Airlangga tidak menjelaskan lebih lanjut rencana investasi di AS melalui badan pengelola investasi yang baru terbentuk Februari 2025 lalu. Ini termasuk sektor, lokasi, maupun besaran dana yang Danantara akan tanamkan di Negeri Paman Sam tersebut.
Satu hal yang pasti, pemerintah menyiapkan $34 miliar (sekitar Rp551,1 triliun dengan kurs JISDOR per 3 Juli 2025 Rp16.209 per dolar AS). Dana ini akan dialokasikan untuk peningkatan impor dari AS dan investasi di sana. Termasuk di dalamnya adalah pembelian energi dari AS senilai $15,5 miliar (sekitar Rp251,24 triliun). Pemerintah juga berencana membeli komoditas dari sektor agrikultur untuk menyeimbangkan surplus neraca perdagangan AS dengan Indonesia.
Bukan hanya dengan AS, Danantara sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan beberapa negara. Namun, itu untuk investasi di dalam negeri, bukan di luar negeri.
Terbaru, CEO Danantara, Rosan Roeslani, menandatangani nota kesepahaman kemitraan strategis senilai $10 miliar (sekitar Rp162 triliun) dengan perusahaan energi terbesar di Arab Saudi, ACWA Power. Kesepakatan ini bertujuan mendukung pengembangan utilitas energi terbarukan di Indonesia.
“Kesepakatan ini memperkuat kemitraan strategis kedua negara. Ini mendorong inovasi dan investasi di sektor energi. Kami juga mendukung visi net zero emission 2060,” tulis Rosan dalam unggahan media sosial Instagram miliknya, dikutip pada Kamis (3/7/2025).