Militer Korea Selatan telah memulai pembongkaran pengeras suara propaganda di sepanjang perbatasan antar-Korea. Ini adalah isyarat terbaru dalam upaya pemulihan hubungan dengan Korea Utara (Korut).
Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan mengatakan pada Senin (4/8) pagi bahwa operasi pembongkaran pengeras suara dimulai pada hari itu. Proses ini diharapkan selesai dalam minggu ini.
“Ini adalah langkah praktis yang bertujuan meredakan ketegangan antara kedua Korea. Kami melakukannya dalam lingkup yang tidak memengaruhi kesiapan militer kami,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Pengeras suara yang selama ini menyiarkan lagu-lagu K-pop dan berita-berita yang mengkritik rezim Kim Jong Un, telah mereka hentikan beberapa hari setelah pelantikan Presiden Lee Jae Myung pada 4 Juni 2025. Operasi pembongkaran ini mencakup 20 pengeras suara tetap, yang diperkirakan selesai dalam dua hingga tiga hari. Ketika siaran dihentikan, sekitar sepuluh pengeras suara bergerak telah ditarik pada bulan Juni.
“Sejak penghentian siaran pengeras suara pada Juni, kementerian kami telah mengadakan diskusi lanjutan terkait masalah ini. Wakil juru bicara Lee Kyung Ho mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa mereka telah melakukan konsultasi dengan organisasi terkait.
Lee Kyung Ho menolak berkomentar ketika wartawan menanyai apakah pembongkaran itu menandakan bahwa opsi pengeras suara kini tidak mungkin lagi mereka gunakan. Ini sebagai respons militer terhadap potensi provokasi oleh Korea Utara, seperti peluncuran rudal atau kampanye balon sampah.
“Saya rasa tidak tepat untuk membuat penilaian prematur pada tahap ini. Yang bisa saya katakan adalah militer selalu menjaga tingkat kesiapan yang tinggi,” ujarnya.
Menurut kementerian, operasi pemindahan itu tidak mereka koordinasikan terlebih dahulu dengan Korea Utara. Korea Utara juga mengoperasikan pengeras suara mereka sendiri yang mereka tujukan ke Korea Selatan. Pengeras suara itu memancarkan suara logam bernada tinggi yang kritikus gambarkan menyerupai gesekan logam. Namun, mereka menghentikan siaran itu setelah Korea Selatan menghentikan transmisinya pada bulan Juni.
Menurut Joint Chiefs of Staff (JCS), Korea Utara baru-baru ini terlihat melakukan pekerjaan pemeliharaan pada beberapa pengeras suaranya. Namun, tidak ada tanda-tanda pembongkaran. “Sejak militer kami mulai membongkar peralatannya, tidak ada lagi pergerakan yang terdeteksi dari militer Korea Utara,” kata juru bicara JCS, Kolonel Lee Sung Jun.
Penghentian kampanye perang psikologis militer adalah salah satu langkah pertama dalam serangkaian langkah yang pemerintahan liberal Lee ambil. Ini bertujuan memperbaiki hubungan dengan Korea Utara. Mengutip Korea Times, pemerintah juga telah meminta kelompok-kelompok sipil untuk menghentikan peluncuran selebaran propaganda anti-Korea Utara yang melintasi perbatasan. Pemerintah juga mengizinkan kegiatan kemanusiaan ke Korea Utara.
Pemerintahan Yoon Suk Yeol memasang kembali pengeras suara militer di dekat perbatasan pada Juni 2024. Ini sebagai balasan atas kampanye balon sampah Korea Utara. Di era Yoon Suk Yeol, ini pertama kalinya mereka memasang kembali pengeras suara sejak terakhir kali menggunakannya pada tahun 2016.