Drama transfer musim panas 2025 terus bergulir di pentas Liga Inggris. Kali ini, sorotan tertuju pada salah satu bintang muda Manchester United, Alejandro Garnacho. Winger asal Argentina itu dikabarkan telah menyepakati seluruh detail personal dengan Chelsea, klub favoritnya. Namun, negosiasi antara kedua klub masih menemui jalan buntu, khususnya soal banderol harga sang pemain.
Kabar kepergian Garnacho dari Old Trafford bukan isapan jempol semata. Hubungannya dengan pelatih kepala Manchester United, Ruben Amorim, dilaporkan tidak harmonis sejak akhir musim lalu. Salah satu pemicunya adalah keputusan Amorim mencadangkan Garnacho di final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur. Situasi ini memicu ketegangan yang berbuntut pada keinginan sang pemain untuk hengkang.
Menurut laporan dari pakar transfer Fabrizio Romano, Garnacho telah menyetujui semua detail personal dengan Chelsea. Romano menyebut bahwa kesepakatan di sisi pemain sudah rampung. Kini hanya tinggal menunggu kesepakatan antara klub. “Garnacho telah menyetujui seluruh detail personal dengan Chelsea,” menurut laporan Romano.
Namun, kepindahan ke Stamford Bridge belum akan terjadi dalam waktu dekat. Ini lantaran belum ada titik temu soal harga transfer antara kedua klub raksasa Inggris tersebut.
Di awal jendela transfer musim panas ini, Manchester United dikabarkan mematok harga 70 juta Pound sterling atau setara Rp1,48 triliun untuk Alejandro Garnacho. Namun, Chelsea tidak bersedia membayar lebih dari 30 juta Pound sterling (sekitar Rp636 miliar).
Saat ini, valuasi Garnacho telah turun menjadi sekitar 45 juta Pound sterling atau senilai Rp954 miliar. Angka ini masih belum sesuai dengan yang Chelsea tawarkan, sehingga kesepakatan belum bisa tercapai.
Meski sempat dilirik oleh Napoli dan Atletico Madrid, Garnacho dilaporkan tetap ingin bertahan di Liga Inggris. Keinginannya untuk bergabung dengan Chelsea bahkan sudah ia sampaikan kepada pihak Manchester United sejak awal Juli lalu. Chelsea pun mulai mempercepat proses negosiasi untuk memastikan sang pemain bisa bergabung sebelum jendela transfer ditutup.
Di tengah musim penuh tantangan bagi Manchester United, Garnacho justru menjadi salah satu titik terang. Ia mencetak 11 gol dan menyumbang 10 assist dalam 58 penampilan di semua kompetisi musim lalu. Kontribusi itu menjadikannya salah satu pemain paling produktif di skuad United, meski usianya baru 21 tahun. Sejak debutnya, Garnacho telah tampil sebanyak 144 kali bersama Setan Merah. Ia mencetak 26 gol serta 22 assist. Statistik yang cukup impresif untuk pemain yang masih berada di awal kariernya.
Namun, catatan cemerlang di lapangan tidak cukup menutupi kekhawatiran soal sikap dan profesionalisme. Laporan dari Sports Mole menyebut, sejumlah pihak internal di Old Trafford kabarnya mempertanyakan etika kerja Garnacho, khususnya dalam hal kedisiplinan dan hubungan dengan staf pelatih.
Chelsea juga masih terus berbelanja pemain depan. Meskipun sektor serang Chelsea terbilang sudah cukup, pelatih Enzo Maresca belum puas. Selain Garnacho, Chelsea juga masih berupaya mendatangkan Xavi Simons dari RB Leipzig. Rencana ini bagian dari ambisi besar The Blues dalam membentuk skuad tangguh. Mereka ingin bersaing di Liga Champions dan Liga Inggris musim 2025/26.
Kebutuhan akan pemain depan baru sebenarnya bukan karena kekurangan jumlah, melainkan karena Maresca ingin menambah variasi dan kualitas di lini depan. Garnacho, dengan gaya bermain eksplosif dan naluri mencetak gol tinggi, diyakini bisa memberikan warna baru dalam strategi serangan Chelsea.
Pertanyaan mulai muncul: Apakah Garnacho benar-benar dibutuhkan Chelsea? Apalagi, dengan kondisi keuangan klub yang harus lebih berhati-hati akibat sanksi UEFA soal pelanggaran Financial Fair Play, setiap pembelian harus benar-benar strategis. Chelsea harus mencatatkan keuntungan dalam jendela transfer kali ini agar bisa mendaftarkan pemain baru untuk ajang Liga Champions. Artinya, manajemen harus selektif dalam berinvestasi, dan transfer Garnacho bukan keputusan ringan—baik dari sisi finansial maupun teknis.
Meski begitu, dari sudut pandang jangka panjang, Garnacho bisa menjadi aset besar. Usianya yang masih muda dan potensinya yang belum tergali sepenuhnya bisa menjadikan dia sebagai pemain inti Chelsea dalam beberapa musim ke depan.
Dengan waktu yang semakin sempit menuju penutupan bursa transfer musim panas, saga kepindahan Alejandro Garnacho menuju Stamford Bridge masih belum menemukan titik akhir. Chelsea sudah mengantongi persetujuan sang pemain, tetapi masih harus bersaing dengan keinginan Manchester United mempertahankan valuasi tinggi.
Jika Chelsea tak kunjung menaikkan tawarannya, dan United tetap bersikukuh di angka 45 juta Pound sterling, maka transfer ini bisa saja batal di detik-detik terakhir. Namun, jika The Blues berhasil menyusun strategi barter atau menambah bonus performa dalam kesepakatan, bukan tidak mungkin Garnacho segera mengenakan seragam biru sebelum musim bergulir.
Untuk saat ini, semua mata tertuju pada meja negosiasi antara dua klub besar Liga Inggris. Dan para penggemar hanya bisa menunggu: apakah Garnacho akan jadi pembelian besar Chelsea musim panas ini, atau justru menjadi nama besar yang gagal hijrah karena masalah harga?