PT PAM Mineral Tbk (NICL) Bangun Pabrik Karbamasi US$20 Juta, Bidik Pertumbuhan Dobel Digit

PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) menyiapkan sejumlah agenda ekspansi untuk menjaga keberlanjutan kinerja. Aksi terbaru, DGWG telah resmi membuka pabrik karbamasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten pada Rabu (16/7) pekan lalu.

Pembangunan fasilitas ini dimulai sejak November 2023 dengan nilai investasi sekitar US$20 juta. Pabrik ini akan memproduksi produk karbamat dengan kapasitas awal 2.000 metrik ton per tahun. Jika dikonversikan ke produk pestisida jadi, kapasitas pabrik ini setara dengan 4.900 metrik ton per tahun.

DGWG menyiapkan ekspansi lanjutan dalam tiga tahun ke depan. Kapasitas produksi pabrik ini secara bertahap akan mencapai 6.000 metrik ton produk karbamat per tahun. Ini setara dengan kapasitas produk pestisida jadi mencapai 14.700 metrik ton per tahun.

Berdasarkan hasil kajian bisnis dan laporan keterbukaan informasi yang DGWG sampaikan, potensi pasar industri bahan aktif pestisida di Indonesia terbilang prospektif. Konsumsi pestisida nasional mencapai Rp16,4 triliun dan tumbuh dengan compound annual growth rate (CAGR) 10%. Dengan estimasi tersebut, nilainya diproyeksikan mencapai Rp25,4 triliun pada tahun 2028. Estimasi ini menjadi landasan bagi DGWG dalam melakukan ekspansi ke sektor manufaktur pestisida hulu.

Strategi DGWG: Perkuat Produksi dan Ekspansi Pasar

Direktur Delta Giri Wacana, Danny Jo Putra, mengungkapkan bahwa pabrik karbamasi ini menjadi fasilitas produksi ketiga yang mereka miliki. Sebelumnya, perusahaan ini telah mengoperasikan pabrik pupuk NPK di Gresik serta pabrik mulsa plastik yang berlokasi di Cikande. Ketiga pabrik tersebut menopang kinerja bisnis perusahaan yang mengembangkan empat segmen usaha: pestisida, pupuk, alat-alat pertanian, dan distribusi internal.

“DGWG melihat peluang signifikan dalam menghadirkan produksi bahan baku pestisida lewat pendirian pabrik karbamasi. Upaya ini tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, melainkan sangat membuka peluang untuk melayani kebutuhan di pasar global,” kata Danny, Kamis (24/7).

Secara kinerja, DGWG mencetak kinerja positif di awal tahun ini. Penjualan DGWG tumbuh 9,82% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp731,26 miliar menjadi Rp803,13 miliar pada kuartal I-2025. Sedangkan laba bersih DGWG melonjak 57,67% (yoy) dari Rp16,42 miliar menjadi Rp25,89 miliar. Danny belum membuka capaian kinerja DGWG pada semester I-2025.

Ia hanya memberikan gambaran, kinerja DGWG masih sesuai ekspektasi untuk bisa mencapai pertumbuhan dobel digit pada akhir tahun 2025. “Pencapaian target perusahaan sampai dengan semester I-2025 masih sesuai dengan anggaran dan ekspektasi bisnis yang sudah kami susun sebelumnya,” terang Danny.

Memasuki semester II-2025, Danny memproyeksikan industri pertanian dan agrokimia akan tetap stabil. Ini ditopang oleh permintaan yang kuat. Pendorong utamanya adalah fokus pemerintah pada ketahanan pangan, yang membuka ruang bagi industri agro-input.

Danny bilang, DGWG merupakan salah satu pemain di industri agro-input dengan portofolio produk yang lengkap. Sebagai strategi untuk menumbuhkan kinerja, perusahaan akan terus menguatkan portofolio produk dan peningkatan efisiensi rantai pasok melalui optimalisasi tiga pabrik yang dimiliki.

Strategi lainnya adalah memperluas penetrasi pasar. Pemerintah menjalankan langkah ini melalui kemitraan dengan pemerintah, ekspansi ke pasar global, memperkuat relasi dengan petani, serta retailer di wilayah pedesaan. Secara internal, perusahaan juga terus mengembangkan kapabilitas tim penjualan.

“Dengan upaya ini, DGWG optimistis dapat memanfaatkan momentum pertumbuhan sektor pertanian sekaligus memperkuat posisi dengan partner one stop solution bagi industri pertanian,” ungkap Danny.

Sembari mengejar pertumbuhan kinerja tahunan, perusahaan pun melanjutkan agenda ekspansi. Pada tahun ini, perusahaan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp165 miliar. Alokasi terbesar dari anggaran capex tersebut akan perusahaan pakai untuk pengadaan lahan serta pembangunan pabrik NPK baru di wilayah Sumatera. Hingga semester I-2025, DGWG telah merealisasikan capex sekitar 40% dari total anggaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
KPK Naikkan Kasus Korupsi Kuota Haji 2024 ke Penyidikan, Mantan Menag Bakal Dipanggil

KPK Naikkan Kasus Korupsi Kuota Haji 2024 ke Penyidikan, Mantan Menag Bakal Dipanggil

Core Indonesia: Pemerintah Perlu Tuntut Kompensasi Investasi dari AS untuk Ekspor

Core Indonesia: Pemerintah Perlu Tuntut Kompensasi Investasi dari AS untuk Ekspor

Mahasiswa Desak Pencopotan Kepala BPKAD Kota Binjai: Tuding Gagal Kelola Keuangan dan Proyek Daerah

Mahasiswa Desak Pencopotan Kepala BPKAD Kota Binjai: Tuding Gagal Kelola Keuangan dan Proyek Daerah

Korupsi Kuota Haji 2024-2025: KPK Temukan Kerugian Negara Lebih dari Rp1 Triliun

Korupsi Kuota Haji 2024-2025: KPK Temukan Kerugian Negara Lebih dari Rp1 Triliun

Australia Akan Akui Palestina: Albanese Sebut Ini “Harapan Terbaik bagi Umat Manusia”

Australia Akan Akui Palestina: Albanese Sebut Ini “Harapan Terbaik bagi Umat Manusia”

Pelantikan Jabatan Strategis dan Kodam Baru di TNI, Sisi Lain Sorotan Kasus Prajurit Tewas

Pelantikan Jabatan Strategis dan Kodam Baru di TNI, Sisi Lain Sorotan Kasus Prajurit Tewas