Aura Farming: Kisah Dika, Bocah Penari di Festival Pacu Jalur yang Viral Mendunia

Aksi seorang anak penari di Festival Pacu Jalur yang bergerak lincah dan penuh energi di bagian ujung perahu saat perlombaan dayung, berhasil menarik perhatian masyarakat luas. Video penampilannya viral di media sosial (medsos), diunggah ulang serta ditiru para netizen dari berbagai penjuru dunia.

Bocah 12 tahun yang mencuri perhatian dunia bernama Dika, berasal dari Desa Teluk Latak, Riau. Karena semangatnya sebagai penari yang penuh energi dalam festival budaya tahunan itu, Dika mendapat julukan sebagai simbol “aura farming” dari warganet.

Hingga Senin, 7 Juli 2025, video yang memperlihatkan Dika menari di atas sebuah perahu pacu yang melaju cepat di Sungai Kuantan telah tersebar luas dalam waktu singkat. Video itu ditonton lebih dari 8 juta kali dan menerima ribuan komentar dari pengguna internet dari berbagai belahan dunia, termasuk dari Amerika Serikat.

Aura farming” juga tersemat pada Dika. Ini menggambarkan daya tarik alami yang ia miliki. Ia dianggap memiliki aura semangat tentang bagaimana budaya lokal dapat mendapatkan perhatian global jika tersaji secara autentik dan penuh emosional.

Aura farming ini benar adanya. Dika tidak hanya menari, tetapi juga menyentuh hati banyak orang melalui budayanya,” tulis akun TikTok @rinadaily yang videonya sudah 1,3 juta kali ditonton.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, mengatakan kepada jurnalis bahwa pihaknya berencana menjadikan Dika sebagai duta budaya anak. Ini bertujuan mempromosikan dan melestarikan kesenian lokal. “Kehadiran Dika menunjukkan bahwa anak-anak Riau memiliki potensi yang luar biasa. Kami akan mendukung pengembangan bakat seperti ini,” ujar Roni.

Roni mengakui bahwa penampilan Dika dalam acara Festival Pacu Jalur menjadi salah satu momen tak terduga yang membawa nama acara tersebut melambung di panggung dunia digital. Dilansir dari hasil wawancara dengan media lokal, Dika mengaku terkejut aksinya bisa viral. Ia sebenarnya hanya ingin membuat orang-orang yang hadir di lokasi merasa senang dengan tariannya.

“Aku hanya ingin orang-orang menikmati saat menontonku menari. Jika memungkinkan, aku juga ingin terus belajar tari lebih mendalam lagi,” kata Dika.

Sejarah Festival Pacu Jalur: Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Festival Pacu Jalur adalah tradisi tahunan yang terselenggara di Riau, tepatnya di Sungai Kuantan. Acara ini menampilkan perlombaan mendayung perahu tradisional serta berbagai pertunjukan seni, salah satunya tarian khas daerah setempat.

Pacu Jalur merupakan ajang perlombaan perahu panjang yang rutin terselenggara setiap tahun di Sungai Kuantan. Bukan hanya sekadar olahraga tradisional semata, event ini juga berfungsi sebagai wadah pertunjukan budaya serta simbol persatuan dan solidaritas antar-desa.

Sejak tahun 2014, Pacu Jalur, yang dipercaya telah ada sejak abad ke-17, diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Pacu Jalur merupakan tradisi kuno yang telah masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, turunkan secara turun-temurun. Tradisi ini mencerminkan semangat kebersamaan, harga diri kampung halaman, serta nilai-nilai spiritual dan sosial yang mendalam dalam kehidupan masyarakat setempat.

Pada awalnya, jalur berfungsi sebagai sarana transportasi hasil bumi sepanjang aliran Sungai Kuantan. Seiring waktu, kegiatan tersebut berkembang menjadi sebuah ajang kompetisi antar-kampung yang masyarakat gelar saat perayaan tradisi dan hari besar agama.

Pada masa penjajahan Belanda, Pacu Jalur menjadi agenda resmi dalam perayaan ulang tahun Ratu Belanda. Pasca kemerdekaan Indonesia, jadwal pelaksanaannya berubah dan terselenggara setiap bulan Agustus sebagai bagian dari peringatan HUT RI.

Nilai-nilai di Balik Pacu Jalur dan Peran Penari Jalur

Dalam dokumen Pacu Jalur dan Upacara Pelengkapannya yang Repositori Kemendikbud terbitkan, peneliti percaya tradisi ini muncul sebagai respons atas kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi di sungai. Kemudian, ini berkembang menjadi tradisi hiburan berupa perlombaan kekuatan. Dalam Pacu Jalur juga, peserta tidak hanya mengutamakan kecepatan mendayung.  Tetapi juga terdapat nilai-nilai adat, spiritualitas, filosofi Melayu, sportivitas, serta rasa bangga secara kolektif antar-kampung.

Sebelum perlombaan masyarakat memulai, mereka terlebih dahulu menyelenggarakan prosesi buka jalur. Ini adalah sebuah upacara untuk membersihkan secara spiritual serta memanjatkan doa keselamatan. Ritual ini juga tokoh adat atau dukun kampung pimpin agar jalur yang akan peserta lalui bebas dari gangguan dan memberikan keberuntungan bagi para peserta.

Organisasi awak jalur mencakup komando jalur, juru mudi, tukang gelek (penabuh irama), hingga penari jalur yang bertindak sebagai penyemangat tim, seperti peran Dika yang sempat viral di seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Geger! Gigi Taring Limbad Bikin Petugas Imigrasi Arab Saudi Berteriak ‘Setan’, Begini Kisahnya!

Geger! Gigi Taring Limbad Bikin Petugas Imigrasi Arab Saudi Berteriak ‘Setan’, Begini Kisahnya!

Kisah Rayyan Arkan Dikha: Penari Pacu Jalur Viral yang Curi Perhatian Dunia

Kisah Rayyan Arkan Dikha: Penari Pacu Jalur Viral yang Curi Perhatian Dunia

Mengenal David Corenswet: Aktor Baru di Balik Jubah Sang Superman

Mengenal David Corenswet: Aktor Baru di Balik Jubah Sang Superman

Kontroversi Lisa Mariana: Bangga Jadi “Ani-ani No Simpanan Yes” dan Perjuangan Melawan Ridwan Kamil

Kontroversi Lisa Mariana: Bangga Jadi “Ani-ani No Simpanan Yes” dan Perjuangan Melawan Ridwan Kamil

Lisa Mariana dan Deretan Konflik Panasnya: Politisi hingga Pengusaha Terlibat

Lisa Mariana dan Deretan Konflik Panasnya: Politisi hingga Pengusaha Terlibat

Kisah Cinta Ikonik: 5 Fakta Menarik Yoona SNSD dan Lee Seung Gi yang Masih Dikenang

Kisah Cinta Ikonik: 5 Fakta Menarik Yoona SNSD dan Lee Seung Gi yang Masih Dikenang