Alphabet, entitas utama dibalik Google, telah menenangkan para pemegang saham melalui pengungkapan bahwa dana besar mereka dalam teknologi AI kini memberikan kontribusi berarti kepada sektor iklan mereka. Hal tersebut diketengahkan saat dunia sedang dilanda ketidakstabilan ekonomi akibat taktik dagang antar negara.
Keberhasilan Google memanfaatkan AI untuk meningkatkan kinerja iklan menjadi sorotan utama, terutama setelah laporan keuangan terbaru menunjukkan pertumbuhan pendapatan iklan yang kuat. Saham Alphabet melonjak pada Kamis (24/4/2025) di perdagangan setelah jam kerja, memberikan efek positif bagi perusahaan teknologi lain seperti Meta dan Amazon.
Google telah menggelontorkan dana besar untuk pengembangan AI, termasuk model seperti Gemini dan infrastruktur data center. Investasi ini, yang mencapai panduan belanja modal sebesar 75 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (Rp1,2 kuadriliun) untuk tahun ini, terbukti memperkuat kemampuan platform iklan Google dalam menargetkan audiens secara lebih presisi, meningkatkan konversi, dan mengoptimalkan pendapatan, meskipun ada kekhawatiran tentang dampak tarif perdagangan AS yang dapat menekan belanja iklan perusahaan.
“Kami melihat AI tidak hanya sebagai alat inovasi, tetapi juga pendorong utama efisiensi dalam bisnis inti kami, khususnya periklanan,” kata CEO Alphabet Sundar Pichai, dikutip dari Reuters.
Tindakan tersebut membuktikan bahwa Google mampu menyatukan teknologi kecerdasan buatan dalam menghadapi berbagai kesulitan ekonomi dunia, sambil tetap menjaga dominasinya di industri periklanan digital.
Ketakutan akan ketidakstabilan ekonomi karena kebijakan tariff perdagangan dari pemerintah Amerika Serikat pernah menyebabkan khawatir apakah perusahaan-perusahaan besar di bidang teknologi seperti Google kemungkinan bakal terpaksa menunda atau mengurangi investasi mereka dalam bidang kecerdasan buatan (AI).
Namun, Alphabet menegaskan komitmennya pada rencana pengembangan AI, yang pada Kamis (24/4/2025) berhasil meningkatkan kepercayaan investor, terlihat dari kenaikan saham perusahaan teknologi lainnya di pasar.
“Alphabet menunjukkan bahwa investasi AI mereka tidak hanya bertahan dari tekanan ekonomi, tetapi juga memberikan hasil nyata,” ujar analis teknologi dari Wedbush Securities, Daniel Ives, dilansir dari
MarketScreener.
Kenaikan saham Meta dan Amazon setelah pengumuman ini menegaskan bahwa keberhasilan Google menjadi sinyal positif bagi industri teknologi secara keseluruhan.
Keberhasilan Google dalam memonetisasi investasi AI-nya memberikan harapan baru bagi perusahaan teknologi lain yang juga menggelontorkan dana besar untuk AI. Dengan model AI seperti Gemini 2.5 yang diumumkan pada acara Google Cloud Next 2025, Google tidak hanya memperkuat bisnis iklan, tetapi juga layanan cloud, yang kini menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat.
“Google sudah menunjukkan bahwa kecerdasan buatan bisa jadi motor pertumbuhan di segala sektor usaha,” ujar analis dari Bernstein, Mark Moerdler, seperti dilaporkan
CNBC.
Pengumuman tersebut juga menghidupkan harapan bahwa perusahaan-perusahaan semacam Amazon, yang diberitakan telah menangguhkan investasinya dalam bidang AI, mungkin akan kembali aktif di sektor ini, dipacu oleh kesuksesan Alphabet.