Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan impor minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat menyesuaikan kebutuhan Indonesia. Meskipun demikian, Airlangga belum dapat menyebutkan keterangan lebih lanjut mengenai rencana impor migas itu. Ini termasuk volume minyak dan gas bumi yang akan mereka impor dari negeri Paman Sam.
“Volumenya, nanti kita lihat, karena itu tergantung kebutuhan di Indonesia. Jadi, barangnya kan yang kita akan beli dalam bentuk LPG, refined product, crude (minyak mentah). Jadi, kombinasi dari itu,” kata Airlangga menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Selasa (22/7/2025) malam. Ini terjadi setelah ia mengikuti dua agenda rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto.
Airlangga melanjutkan, urusan teknis seperti kapan impor itu berjalan juga masih menunggu beberapa perjanjian yang harus Indonesia dan AS sepakati. “Harus ada perjanjian antara, agreement mengenai framework (kerangka kerja sama), setelah itu ada implementing (penerapan isi perjanjian),” sambung Airlangga.
Dalam kesempatan terpisah di lokasi yang sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut kerja sama antara PT Kilang Pertamina Internasional dengan ExxonMobil, Chevron, dan KDT Global Resource. Ini merupakan salah satu upaya membuka impor minyak mentah dan BBM dari Amerika Serikat.
“Itu salah satu di antaranya membuka kemungkinan untuk impor BBM dan crude. Itu salah satunya,” kata Bahlil.
Namun, Bahlil juga belum dapat menjelaskan lebih lanjut volume impor BBM dan crude dari AS menggunakan skema kerja sama tersebut. “Isi detail belum saya baca, tetapi yang mereka sampaikan kepada saya seperti itu,” sambung Menteri ESDM.
Impor komoditas energi seperti minyak mentah dan gas bumi dari AS merupakan bagian dari komitmen Indonesia. Ini bertujuan menyeimbangkan neraca perdagangan dua negara. Ini juga salah satu pertimbangan Presiden AS Donald Trump menurunkan besaran tarif impor resiprokal Indonesia yang semula 32 persen menjadi 19 persen.
Presiden Trump pada 16 Juli 2025 mengumumkan perundingan mengenai tarif telah rampung. Ini terjadi setelah ia berbicara langsung melalui sambungan telepon dengan Presiden Prabowo selama kurang lebih 17 menit.
“Kesepakatan bersejarah ini untuk pertama kalinya membuka seluruh pasar Indonesia untuk Amerika Serikat. Indonesia, sebagaimana isi kesepakatan itu, berkomitmen untuk membeli 15 miliar dolar AS untuk energi dari AS, 4,5 miliar dolar AS produk-produk pertanian, dan 50 pesawat Boeing, yang sebagian besar seri 777,” kata Presiden Trump.
Trump kemudian menyebut besaran tarif yang harus Indonesia bayar menjadi sebesar 19 persen untuk seluruh barang-barang yang diekspor Indonesia ke AS. Meskipun demikian, jika Indonesia mengirim barang yang asalnya dari negara-negara dengan tarif lebih besar dari Indonesia ke AS, AS akan menagih sisa tarif negara asal barang ke Indonesia.
“Terima kasih rakyat Indonesia atas persahabatan dan komitmen untuk membuat defisit dagang kembali imbang. Kami akan terus mewujudkan (kepentingan) rakyat Amerika Serikat, dan rakyat Indonesia,” kata Trump.