Industri Mamin Indonesia Tunjukkan Daya Tahan, Bidik Pasar Halal Global dengan Investasi Baru

Industri makanan dan minuman (mamin) masih menunjukkan daya tahan kuat di tengah sektor manufaktur yang mengalami kontraksi. Industri mamin berhasil menarik investasi baru dan membuka peluang memperluas penjualan produk halal di pasar global.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, industri mamin menjadi tulang punggung sektor pengolahan non-migas dengan kontribusi mencapai 41,15%. Pada kuartal I-2025, industri mamin mampu tumbuh 6,04% pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Pada periode awal 2025, industri mamin menarik investasi senilai Rp22,64 triliun. Angka itu terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp9,03 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp13,60 triliun.

Salah satu realisasi investasi di industri mamin adalah pabrik PT PepsiCo Indonesia yang mereka resmikan pada 18 Juni 2025. PepsiCo menggelontorkan investasi senilai US$200 juta, atau sekitar Rp3,3 triliun, untuk membangun pabrik dengan kapasitas terpasang 24.000 ton per tahun untuk tiga lini produksi makanan ringan.

Di samping investasi baru, Faisol menyoroti potensi kemitraan strategis dengan perusahaan global untuk memperluas akses pasar ekspor. Peluang ini datang dari tumbuhnya permintaan terhadap produk-produk bersertifikasi halal.

Kemitraan Niramas dengan Jepang: Membidik Pasar Halal Global

Faisol mencontohkan kerja sama antara PT Niramas Utama dengan dua perusahaan asal Jepang, Tarami Corporation dan Kawasho Foods Corporation. Kongsi ini bertujuan memproduksi produk jeli bersertifikasi halal, terutama untuk pasar global.

“Kami meyakini Indonesia memiliki kekuatan untuk mendominasi pasar internasional di industri halal, khususnya sektor makanan dan minuman. Kesempatan itu salah satunya diisi oleh Niramas bersama Tarami dan Kawasho. Walau belum besar, tapi pelan-pelan akan mengisi pasar halal di beberapa negara,” kata Faisol pada Selasa (1/7).

Sebagai informasi, Niramas adalah produsen produk makanan dan minuman dengan merek dagang Inaco. Niramas, melalui anak usahanya PT Niramas Pandaan Sejahtera (NPS), bermitra dengan Tarami Corporation yang merupakan produsen jeli terkemuka asal Jepang, bagian dari DyDo Group Holdings, Inc.

Sementara itu, Kawasho Foods Corporation menjadi mitra dalam pengadaan sebagian bahan baku dalam kongsi ini. Presiden Direktur NPS Adhi S. Lukman mengungkapkan, kongsi ini mendirikan fasilitas produksi di Indonesia. Tujuannya memasok produk jeli halal ke sejumlah negara.

Saat ini, fokus ekspor menyasar 10 negara, antara lain Thailand, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Hongkong, Vietnam, Australia, dan Filipina. Produk jeli hasil kongsi Niramas bersama Tarami dan Kawasho ini juga menyasar pasar ekspor di wilayah United Kingdom dan Makau.

Tarami dan Kawasho sebelumnya telah memasarkan produk jeli ke sejumlah negara, namun belum memiliki sertifikasi halal. Melalui produk hasil kerja sama dengan Niramas ini, Tarami dan Kawasho ingin memperluas pangsa pasarnya, termasuk di Indonesia.

“Sekarang ini masih 100% ekspor, karena mereka (Tarami dan Kawasho) mengejar permintaan ekspor terlebih dulu. Kami diskusi dan setuju untuk dipasarkan juga di dalam negeri,” kata Adhi.

Ekspor perdana telah mereka lakukan dengan nilai order awal sebesar US$1,3 juta. Dari sisi produksi, Niramas telah mengucurkan investasi sebesar Rp60 miliar, dengan tambahan investasi dari kedua mitranya sebesar Rp15 miliar.

Adhi memastikan sistem produksi pabrik ini dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang sama dengan pabrik Tarami di Nagasaki, Jepang. Satu lini pabrik hasil kongsi Niramas bersama Tarami dan Kawasho itu mampu memproduksi sekitar 3 juta cup per bulan.

“Ini baru satu lini, mereka berkomitmen untuk mengembangkan. Belum terlalu besar, tapi harus dipenuhi dulu. Kalau penuh, mereka tambah lagi. Kami berharap mereka akan terus meningkatkan investasinya,” ujar Adhi.

Industri Mamin Indonesia: Kepercayaan Investor Global

Wamenperin berharap kemitraan dengan perusahaan global ini akan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri. Dorongan ini melalui pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan penggunaan bahan baku lokal. Termasuk juga dari sisi investasi serta transfer teknologi dan pengetahuan.

“Tarami dan Kawasho juga berkomitmen mengeksplorasi potensi bio-diversity yang kita miliki untuk menjadi bahan baku produk makanan-minuman yang akan diproduksi. Kami berharap penggunaannya akan terus meningkat (bahan baku lokal),” kata Faisol.

Menurut Faisol, kerja sama Niramas dengan Tarami dan Kawasho ini menunjukkan potensi pengembangan industri dan ekspor produk halal. Pasalnya, sebelum menjalin kemitraan dengan Niramas, Tarami dan Kawasho juga sudah melakukan penjajakan untuk membangun fasilitas produksi di negara lain seperti Malaysia dan Thailand.

“Tapi pilihannya jatuh ke Indonesia. Ini menunjukkan kepercayaan terhadap industri makanan dan minuman. Ini penting untuk disampaikan karena selama ini masih banyak yang meragukan, kerja sama dengan industri di Indonesia akan ada hambatan. Nyatanya ini bisa berjalan lancar,” tandas Faisol.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Target Kontrak PTPP Terancam APBN, Bidik Swasta dan BUMN

Target Kontrak PTPP Terancam APBN, Bidik Swasta dan BUMN

3 Weton Ini Diprediksi Mendadak Kaya di Bulan Juli 2025: Siapa Saja Mereka?

3 Weton Ini Diprediksi Mendadak Kaya di Bulan Juli 2025: Siapa Saja Mereka?

Prudential Indonesia Sambut Baik Penundaan Co-Payment OJK, Tegaskan Komitmen Perlindungan Nasabah

Prudential Indonesia Sambut Baik Penundaan Co-Payment OJK, Tegaskan Komitmen Perlindungan Nasabah

Kontroversi Tabrakan Fortuner vs S-Presso: Camat Wanareja Dituntut Ganti Rugi Rp130 Juta

Kontroversi Tabrakan Fortuner vs S-Presso: Camat Wanareja Dituntut Ganti Rugi Rp130 Juta

Indef Peringatkan Dampak Tarif Resiprokal Trump: Ekspor-Impor Indonesia Terancam Turun

Indef Peringatkan Dampak Tarif Resiprokal Trump: Ekspor-Impor Indonesia Terancam Turun

Waspada! Penjahat Siber Menyamar sebagai AI dan Aplikasi Populer, Incar UMKM

Waspada! Penjahat Siber Menyamar sebagai AI dan Aplikasi Populer, Incar UMKM