Gerai Lulu Hypermarket yang terletak di BSD City, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten akan tutup secara resmi pada tanggal 30 April 2025. Pengumuman tersebut disampaikan oleh pihak manajemen QBig BSD melalui akun Instagram mereka @qbigbsd.
“Lulu Hypermarket QBig BSD akan secara resmi mengakhiri operasional tokonya pada tanggal 30 April 2025,”
sebagaimana diambil dari kiriman akun Instagram-nya pada hari Sabtu, 26 April 2025.
Pernyataan resmi mengenai penutupan cabang tersebut dilengkapi dengan pengumuman tentang gelombang diskon besar-besaran untuk barang-barang di hypermart tersebut.
“Store closing sale saat ini tengah berjalan dengan diskon Sampai 90 persen. Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan serta dukungan yang telah Anda berikan.”
Ini membenarkan berbagai spekulasi seputar penutupan gerai-gerai ritel oleh Lulu Hypermarket. Produk-produk tertentu sudah mulai dipasarkan dengan potongan harga yang signifikan.
Manajer Direktur CRSC untuk Properti Komersial dan Studi Pusat Perbelanjaan, Yongky Susilo, pernah menegaskan bahwa tahun 2025 akan menjadi masa sulit bagi sektor ritel di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan ritel telah melambat dalam beberapa tahun terakhir.
Mulai tahun 2023, ritel mengalami perlambatan dalam sektor penjualan challenging Satu kali, sangat berat. Pada tahun 2025, akan menjadi bahkan lebih memberatkan,” ungkap Yongky ketika dihubungi.Tempo, Senin, 7 April 2025.
Bahkan, menurut dia, momen Lebaran 2025 bahkan tidak signifikan mendongkrak pertumbuhan penjualan retail. Dia mengamati penjualan retail di masa Lebaran tahun ini sangat lambat.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, Yongky mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan ritel selama musim Lebaran kali ini kurang positif. Menurut laporan pedagang dan penyedia barang, tahun 2025 belum memberikan hasil yang lebih baik daripada tahun 2024. Dia menjelaskan, “Lebaran 2025 terlihat melambat karena kondisi ekonomi sedang sulit dan konsumen telah kehilangan kemampuan untuk membeli dalam waktu yang cukup lama.”
Dia mengidentifikasi beberapa alasan di balik perlambatan sektor ritel. Di luar penurunan kemampuan untuk membeli, Yongky juga menekankan tentang pengurangan jumlah kelompok masyarakat berpenghasilan sedang, pekerjaan tetap berkurang, persaingan harga semakin sengit dalam ritel, serta arus dana konsumsi beralih menuju perjudian online. Maka, tahun 2025 ini dijadikan sebagai tahun untuk melakukan hal tersebut survival untuk ritel di Indonesia” jelasnya.