Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjelaskan faktor pemicu kinerja ekspor Indonesia pada Mei 2025 tetap positif di tengah ancaman perang dagang. Kemendag menyebut harga komoditas utama yang merangkak naik hingga normalisasi perdagangan pascalibur Lebaran membuat kinerja ekspor Indonesia meningkat pada Mei 2025.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menuturkan, ekspor Indonesia pada Mei 2025 mencapai $24,61 miliar. Nilainya tumbuh 18,66% dibandingkan bulan sebelumnya, yang hanya mencapai $20,74 miliar. Selain itu, ekspor Indonesia juga naik 9,68% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari $22,44 miliar pada Mei 2024.
Budi mengatakan kenaikan nilai ekspor ini terutama didorong ekspor nonmigas yang naik 20,07% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi $23,5 miliar pada Mei 2025. Pada periode yang sama, ekspor migas turun 4,99% mtm menjadi $1,11 miliar.
Lebih lanjut, Budi menyebut kinerja ekspor membaik seiring meningkatnya harga komoditas utama seperti besi baja, logam mulia, serta naiknya permintaan ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan nikel. “Normalisasi perdagangan pascalibur Idul Fitri juga turut mendorong ekspor,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (3/7/2025).
Sektor industri pengolahan mendominasi ekspor nonmigas dengan kontribusi 84,07%. Sektor pertambangan dan lainnya menyusul sebesar 13,23%, serta pertanian sebesar 2,7%. Secara bulanan, ekspor pertanian naik 32,16%, industri pengolahan naik 23,89%, sementara pertambangan turun 1,14%.
Budi menambahkan, tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi pada Mei 2025 adalah:
China, Amerika Serikat, dan India masih menjadi tiga pasar utama ekspor nonmigas jika kita melihatnya dari negara tujuan. Total nilainya mencapai $9,81 miliar, atau 41,75% dari total ekspor nonmigas nasional.
Sementara itu, negara tujuan ekspor dengan lonjakan tertinggi secara bulanan antara lain:
Secara kumulatif, total ekspor Indonesia Januari–Mei 2025 tercatat $111,98 miliar. Nilainya tumbuh 6,98% dibanding periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini ditopang oleh ekspor nonmigas yang naik 8,22% menjadi $106,06 miliar, sedangkan ekspor migas turun 11,26% menjadi $5,92 miliar.
“Capaian ekspor ini menunjukkan ketahanan sektor perdagangan Indonesia. Kami akan terus memperkuat ekspor bernilai tambah dan memperluas akses pasar ke berbagai negara mitra,” pungkasnya.