Tarif Trump Ancam Ekspor CPO Indonesia ke AS, Pengamat Sarankan Diversifikasi Pasar

Pengamat menilai pangsa pasar ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia ke Amerika Serikat (AS) dapat menyusut. Ini terjadi imbas pengenaan tarif Presiden AS Donald Trump sebesar 32%.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan penurunan pangsa pasar ekspor CPO Indonesia ke Negeri Paman Sam. Ini mengingat tarif yang Trump kenakan lebih tinggi dari negara kompetitor seperti Malaysia.

“Jadi, tarif yang dikenakan 32% termasuk untuk CPO, ini jelas berpotensi mengurangi market share kita di pasar Amerika. Terlebih, Malaysia dikenakan tarif yang lebih rendah, yakni 25%,” kata Faisal kepada Bisnis, Selasa (8/7/2025).

Dengan adanya perbedaan tarif ini, Faisal memprediksi share ekspor CPO Malaysia ke Amerika akan meningkat. “Walaupun secara keseluruhan share impor Amerika terhadap CPO dari seluruh dunia tetap Indonesia lebih besar, tapi menyusut dari pangsa pasarnya,” tambahnya.

Dalam kondisi seperti ini, Faisal menyebut pemerintah perlu mencari pasar alternatif untuk mengekspor komoditas unggulan Indonesia, salah satunya CPO.

“Jadi, kita lebih serius menggali pasar-pasar tradisional untuk CPO kita. Pasar-pasar tersebut sebetulnya punya jangkauan luas karena tingkat daya saingnya relatif tinggi dibandingkan pesaing-pesaingnya,” ujarnya.

Potensi Penurunan Ekspor CPO dan Dampak Harga Minyak Nabati Lain

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, dihubungi terpisah. Ia menyebut kinerja ekspor CPO berpotensi menurun imbas kebijakan Trump yang tetap mengenakan tarif resiprokal sebesar 32% terhadap Indonesia.

Berdasarkan catatan Gapki, ekspor minyak sawit Indonesia ke AS terus meningkat selama lima tahun terakhir. Volume ekspor tertinggi terjadi pada 2023, mampu mencapai 2,5 juta ton. Sayangnya, volumenya turun menjadi 2,2 juta ton pada 2024, dengan pangsa pasar CPO sebesar 89%.

“Jika tarif [AS terhadap Indonesia] tetap 32%, ada kemungkinan ekspor [CPO] akan menurun. Kami belum tahu berapa besarnya,” ucap Eddy kepada Bisnis. Menurutnya, importir di Negara Paman Sam akan mengalihkan pasar ke negara dengan tarif lebih rendah, seperti Malaysia, imbas adanya tarif tinggi ini.

“Yang paling mungkin, importir di AS akan bergeser ke negara lain seperti Malaysia dan negara-negara di Amerika Latin. Ini karena tarif mereka di bawah Indonesia,” ujarnya.

Kendati demikian, Eddy menyebut tren ekspor CPO Indonesia belum tentu akan terus menurun. Kondisi ini tergantung pada kondisi minyak nabati lain, seperti minyak kedelai hingga minyak bunga matahari.

“Belum tentu trennya turun terus, tergantung minyak nabati lain. Apabila supply mereka kurang, maka permintaan minyak sawit akan meningkat,” jelasnya.

Ia menjelaskan, harga minyak sawit harus mampu bersaing dengan minyak nabati lain. Sebab, harga kompetitif akan memengaruhi kinerja ekspor CPO ke depan.

“Jangan sampai harga minyak sawit lebih mahal dari minyak nabati lain seperti bunga matahari dan minyak kedelai, seperti yang terjadi di tahun 2024 dan di awal 2025 [sampai April]. Ini juga akan menurunkan ekspor minyak sawit,” jelasnya.

Strategi Menghadapi Tarif Trump: Diversifikasi dan Jaga Pasar Tradisional

Untuk menghadapi tarif Trump, pelaku usaha perlu memperluas jangkauan ke pasar nontradisional. Contohnya, ke Afrika, Timur Tengah, Rusia, dan Asia Tengah.

“Kami juga harus terus menjaga pasar tradisional agar jangan sampai turun, seperti China, India, Pakistan, dan Uni Eropa. Saat ini mereka sebagai empat besar pasar minyak sawit Indonesia,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Komitmen ESG Telkom Indonesia: Pilar Strategis Pembangunan Berkelanjutan

Komitmen ESG Telkom Indonesia: Pilar Strategis Pembangunan Berkelanjutan

Bea Keluar Batubara dan Emas: Emiten Khawatirkan Daya Saing Ekspor

Bea Keluar Batubara dan Emas: Emiten Khawatirkan Daya Saing Ekspor

Iran Bantah Pernyataan Trump soal Permintaan Pertemuan Nuklir, Tegaskan Tak Ada Negosiasi

Iran Bantah Pernyataan Trump soal Permintaan Pertemuan Nuklir, Tegaskan Tak Ada Negosiasi

Kronologi Kasus Korupsi Pasar Cinde Palembang: Alex Noerdin dan Harnojoyo Jadi Tersangka, Rugikan Negara Triliunan

Kronologi Kasus Korupsi Pasar Cinde Palembang: Alex Noerdin dan Harnojoyo Jadi Tersangka, Rugikan Negara Triliunan

Vietnam Berhentikan Ribuan PNS Demi Efisiensi dan Reformasi Birokrasi

Vietnam Berhentikan Ribuan PNS Demi Efisiensi dan Reformasi Birokrasi

Geger! Gigi Taring Limbad Bikin Petugas Imigrasi Arab Saudi Berteriak ‘Setan’, Begini Kisahnya!

Geger! Gigi Taring Limbad Bikin Petugas Imigrasi Arab Saudi Berteriak ‘Setan’, Begini Kisahnya!