Persebaya Surabaya memulai rangkaian tur pramusim mereka dengan pencapaian yang menggembirakan. Menghadapi Football West All Star dari Australia, Green Force berhasil meraih kemenangan meyakinkan dengan skor 2-0.
Laga yang berlangsung penuh antusiasme ini menunjukkan wajah baru Persebaya Surabaya di bawah arahan pelatih baru, Eduardo Perez. Permainan yang rapi dengan umpan-umpan pendek menjadi ciri khas sejak menit pertama pertandingan.
Dalam 15 menit awal, Persebaya Surabaya tampil unggul dan menguasai pertandingan. Persebaya kembali pada gaya permainan tim dengan umpan pendek cepat yang sempat hilang pada masa Paul Munster.
Tim All Star Football West tidak tinggal diam dan sempat mengancam dengan serangan balik cepat. Meskipun dikepung, tim tamu mampu memberikan perlawanan sengit di babak pertama.
Peluang emas pertama terjadi pada menit ke-19 melalui tendangan Francisco Rivera. Namun, kiper Adrian Sinagara berhasil menghalau tembakan kerasnya dengan baik. Dua menit kemudian, Football West All Star kembali mengancam gawang Persebaya Surabaya. Untungnya, kiper Ernando Ari tampil tangguh dan berhasil menggagalkan kesempatan tersebut.
Permainan saling serang berlangsung terus-menerus sepanjang sisa babak pertama. Namun, hingga peluit jeda berbunyi, skor tetap imbang tanpa gol alias 0-0.
Memasuki babak kedua, Persebaya Surabaya tetap mempertahankan ritme permainan. Mereka terus mengancam pertahanan lawan. Teknik pressing ketat serta pengembangan permainan cepat menjadi senjata utama tim yang Eduardo Perez latih.
Gol pertama akhirnya tercipta pada menit ke-61 melalui serangan indah dari sisi kiri. Gali Freitas mengirim umpan tarik tepat yang Francisco Rivera sambut dengan sundulan, sehingga Persebaya Surabaya unggul 1-0.
Keunggulan tersebut membuat tim Persebaya Surabaya semakin percaya diri. Kumpulan pemain muda ini tampak mulai menemukan alur permainan yang pelatih barunya harapkan.
Football West All Star berusaha bangkit dengan melakukan beberapa pergantian pemain guna mengejar ketertinggalan. Namun, pertahanan Persebaya Surabaya yang rapat membuat upaya mereka tidak membuahkan hasil.
Pada akhir pertandingan, Persebaya Surabaya justru memperlebar keunggulan mereka di masa tambahan waktu. Rizky Dwi mencetak gol luar biasa dengan tendangan jarak jauh sekitar 30 meter yang masuk ke gawang Sinagara pada menit ke-90+3.
Gol tersebut disambut antusias oleh para pemain dan staf tim, serta para Bonek yang hadir di stadion. Skor akhir tetap 2-0 dengan kemenangan Persebaya Surabaya.
Hasil ini menjadi bekal positif menjelang kompetisi resmi yang akan datang. Eduardo Perez tampak mulai berhasil menerapkan filosofi sepak bola modern yang menarik dan efisien.
Secara statistik, Persebaya memiliki keunggulan dalam jumlah tendangan yang dilakukan sebanyak 12 kali. Dari angka tersebut, enam di antaranya tepat mengarah ke gawang. Tim All Star Football West mencatat delapan tembakan, tiga di antaranya mengarah ke gawang. Meskipun jumlahnya lebih sedikit, mereka mampu memberikan tekanan berarti pada beberapa kesempatan.
Dari segi tendangan sudut, Football West All Star lebih unggul dengan tiga kesempatan. Sementara Persebaya Surabaya hanya memperoleh satu tendangan sudut sepanjang pertandingan. Angka pelanggaran juga menunjukkan seberapa agresif Persebaya Surabaya dalam memperebutkan bola. Terdapat 11 kali pelanggaran yang tim asal Surabaya lakukan, dibandingkan lima dari tim lawan. Namun, tidak ada satupun kartu kuning maupun kartu merah yang wasit berikan selama pertandingan. Pertandingan berlangsung sengit tetapi tetap menjunjung sportivitas hingga akhir.
Kemenangan ini tampaknya menjadi tanda awal era baru dalam tubuh Green Force. Dengan kepemimpinan Eduardo Perez, Persebaya Surabaya menunjukkan penampilan yang lebih terorganisir, rapi, dan matang dari segi taktik.
Dua gol yang dicetak oleh Francisco Rivera dan Rizky Dwi menunjukkan kemampuan besar dari lini serangan tim. Terutama, kerja sama antara pemain asing dan lokal yang mulai terlihat kompak di lapangan.
Gaya bermain yang mengandalkan umpan pendek, pergerakan cepat, serta tekanan tinggi menunjukkan arah positif yang pelatih baru usung. Ini menjadi kabar baik bagi para Bonek dan Bonita yang menantikan pemulihan tim kesayangan mereka.
Persebaya Surabaya kini memiliki kesempatan untuk terus memperbaiki kelemahan sebelum tampil dalam kompetisi resmi. Tur pramusim ini bisa menjadi indikator perkembangan permainan yang sedang mereka kembangkan. Jika performa ini terus menunjukkan konsistensi, tidak mustahil bagi mereka mampu untuk bersaing di papan atas pada musim ini. Masa kepemimpinan Eduardo Perez memang tampak menjanjikan sejak awal. Bersama gabungan pemain muda berbakat dan pendekatan terbaru, Green Force memiliki dasar yang kuat untuk menghadapi tantangan persaingan di masa depan. Kemenangan melawan Football West All Star merupakan tanda awal yang menggembirakan dari sebuah proses panjang menuju kejayaan.