Acara Pocari Sweat Run Indonesia 2025 segera tiba! Sebelum berlari, para pelari perlu mempersiapkan diri secara fisik dan mental, termasuk menghadapi kemungkinan terburuk seperti cedera. Cedera dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, sehingga penting mengetahui cara menangani kondisi awal secara benar. Dengan demikian, para pelari tetap aman, nyaman, dan fokus hingga mencapai garis finish.
Sebagai awal, para pelari perlu memahami penyebab cedera saat berlari. Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dari Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Wiharja, Sp.KO, M.M.R.S, menjelaskan cedera yang sering terjadi pada pelari disebabkan beberapa faktor. Misalnya, baru pertama kali berlari, tidak melakukan pemanasan, atau memaksakan diri berlari terlalu cepat. Bagian tubuh yang paling umum mengalami cedera adalah lutut, paha belakang, dan kaki.
“Untuk mencegah cedera, para pelari disarankan selalu melakukan pemanasan agar otot siap digunakan saat berlari. Namun, jika cedera tetap terjadi saat berolahraga, Anda bisa mengikuti saran dari dr. Alvin dengan menerapkan metode RICE: Istirahat, Es, Tekan, dan Tingkatkan,” ujar dr. Alvin.
“Metode RICE efektif dalam menangani cedera olahraga ringan. Untuk mendapatkan hasil terbaik, metode ini sebaiknya dilakukan secepat mungkin setelah cedera terjadi. Kemudian dilanjutkan selama 24 hingga 36 jam pertama,” kata dr. Alvin.
Dalam beberapa situasi, cedera yang diderita bisa lebih parah dan tidak kunjung membaik meskipun metode RICE telah diterapkan dengan benar. Untuk mencegah cedera semakin memburuk, dr. Alvin Danio Harta Da Costa, Sp.OT, Subsp.CO (K), seorang Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olahraga di Mayapada Hospital Bandung, menyarankan para pelari untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan.
“Segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan jika pelari mengalami nyeri yang semakin memburuk, pembengkakan, benjolan, atau perubahan bentuk di area cedera, sendi terdengar bunyi saat digerakkan, tubuh terasa lemah hingga kesulitan melakukan aktivitas dan menopang tubuh, kehilangan keseimbangan, kesulitan bernapas, atau demam,” jelasnya.
Mengerti metode RICE yang dr. Alvin Wiharja dan dr. Alvin Danio jelaskan adalah langkah penting dalam menjaga kebugaran tubuh serta menghadapi kemungkinan cedera saat berlari. Sekitar Pocari Sweat Run Indonesia 2025, Mayapada Hospital, sebagai Mitra Medis Resmi, siap membantu persiapan Anda untuk #saferunning melalui berbagai layanan pendukung. Layanan ini mulai dari pemeriksaan kesehatan atlet, VO2 Max, hingga konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam.
Sebagai bagian dari inisiatif #secureMYstep, Mayapada Hospital juga menawarkan pengujian kesehatan mandiri yang terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai kondisi dan riwayat kesehatan.
Mayapada Hospital menawarkan layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC). SITPEC memberikan akses layanan lengkap mulai dari pencegahan cedera, pemeriksaan sebelum berlatih, hingga peningkatan kemampuan fisik. Ini dengan bantuan tim dokter dan terapis fisik yang ahli, serta fasilitas mutakhir seperti pusat kebugaran, VO2 max, dan analisis komposisi tubuh.
Mengatur janji temu dengan dokter di SITPEC Mayapada Hospital bisa Anda lakukan kapan saja dan di mana saja melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini mampu membantu menentukan jadwal pemeriksaan, konsultasi dokter, serta mengakses layanan darurat secara mudah. Aplikasi ini juga menyediakan fitur Artikel Kesehatan & Tips yang berisi panduan dan informasi terkait lari. Serta fitur Kesehatan Pribadi yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit. Ini untuk mengawasi jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Indeks Massa Tubuh (BMI).
Unduh aplikasi MyCare di Google Play Store atau App Store segera. Dapatkan poin reward berupa diskon untuk pengguna baru dalam berbagai jenis pemeriksaan di seluruh cabang Mayapada Hospital.