Mengenang Tokoh Dunia yang Pernah Koma: Dampak pada Politik dan Sejarah

Koma adalah kondisi medis kritis yang membuat seseorang kehilangan kesadaran dalam waktu yang panjang. Tidak sedikit tokoh dunia yang pernah mengalami koma, baik karena penyakit serius, kecelakaan, atau komplikasi medis.

Ketika yang mengalami koma adalah seorang pemimpin negara atau figur politik penting, dampaknya bisa meluas ke ranah politik, ekonomi, hingga keamanan nasional. Berikut ini adalah lima tokoh penting yang pernah mengalami koma, dengan latar belakang dan dampak signifikan bagi negara masing-masing.

5 Figur Penting yang Pernah Mengalami Koma

Presiden Soeharto (Indonesia)

Mantan Presiden Soeharto, yang memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade, mengalami kondisi medis sangat kritis menjelang akhir hayatnya. Pada awal Januari 2008, ia dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. Ini akibat gangguan pada beberapa organ vital, termasuk jantung, ginjal, dan paru-paru.

Kondisinya memburuk dengan cepat. Pada satu titik, ia tidak lagi merespons secara normal, dalam kondisi yang dokter sebut sebagai semi-koma hingga koma penuh. Soeharto sempat mendapatkan dukungan medis besar-besaran. Bahkan perhatian politik dalam negeri sempat terpecah. Ini terjadi antara yang mendukung pemberian grasi medis dan yang menuntut kejelasan hukum atas kasus-kasus masa lalu. Ia wafat pada 27 Januari 2008 dalam usia 86 tahun. Kepergiannya menandai akhir salah satu figur paling berpengaruh (dan kontroversial) dalam sejarah Indonesia modern.

Ariel Sharon (Perdana Menteri Israel)

Seperti dikutip dari The Guardian, Ariel Sharon adalah salah satu tokoh militer dan politik paling berpengaruh dalam sejarah Israel. Pada Januari 2006, saat masih menjabat sebagai Perdana Menteri, Sharon mengalami stroke berat. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit untuk operasi otak darurat. Setelah operasi, Sharon masuk dalam kondisi koma vegetatif yang berlangsung selama lebih dari delapan tahun.

Selama masa koma tersebut, Sharon tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Pemerintah Israel secara resmi menunjuk Ehud Olmert sebagai penggantinya. Ketiadaan Sharon saat masih dalam masa jabatan memunculkan kekosongan kepemimpinan yang cukup sensitif. Ini mengingat ia sedang menangani isu-isu penting seperti konflik dengan Palestina. Ariel Sharon akhirnya meninggal dunia pada Januari 2014.

Michael Schumacher (Legenda F1)

Meskipun bukan politisi, Michael Schumacher adalah tokoh publik yang sangat berpengaruh dan dekat dengan elit Eropa. Ini termasuk pemimpin Jerman dan pejabat tinggi Uni Eropa. Pada Desember 2013, Schumacher mengalami kecelakaan saat bermain ski di Pegunungan Alpen, Prancis. Ia membentur batu dengan kepala dan menderita cedera otak serius, meskipun sudah menggunakan helm.

Schumacher segera dilarikan ke rumah sakit dan menjalani beberapa operasi kranial. Ia kemudian dinyatakan dalam kondisi koma yang berlangsung hingga pertengahan 2014. Keluarganya sangat tertutup soal kondisi sebenarnya. Hingga kini, Schumacher belum pernah tampil di publik. Banyak yang meyakini ia masih dalam kondisi lumpuh dan membutuhkan perawatan total.

Yasser Arafat (Presiden Otoritas Palestina) Yasser Arafat

adalah pemimpin gerakan perjuangan rakyat Palestina yang sangat berpengaruh. Pada Oktober 2004, ia tiba-tiba jatuh sakit di markasnya di Ramallah. Ia kemudian diterbangkan ke Paris untuk perawatan intensif di rumah sakit militer.

Menurut The Guardian, setelah beberapa hari menjalani pengobatan, ia dilaporkan mengalami koma. Beberapa pihak menyebutkan Arafat menderita gangguan darah dan gagal organ. Sementara itu, teori konspirasi menyebutkan kemungkinan diracuni. Kondisi koma Arafat menciptakan ketegangan tinggi di dunia Arab karena belum ada penerus yang jelas pada saat itu. Ia wafat pada 11 November 2004, dan hingga kini penyebab pastinya masih menjadi perdebatan. Kematian Arafat menjadi titik balik dalam proses perdamaian Israel-Palestina.

Fidel Castro (Presiden Kuba) Fidel Castro

memimpin Kuba sejak 1959 melalui revolusi bersenjata. Ia secara bertahap menyerahkan kekuasaan kepada adiknya, Raúl Castro, pada pertengahan 2000-an. Seperti Newyorker mengutip, pada Juli 2006, Fidel mengalami pendarahan usus besar parah. Ia harus menjalani operasi darurat. Saat itu, media internasional ramai melaporkan bahwa ia dalam kondisi koma, meskipun pemerintah Kuba tidak pernah secara resmi mengonfirmasi hal tersebut.

Kondisi kesehatannya tetap menjadi misteri selama beberapa bulan. Akhirnya, Castro muncul dalam kondisi lemah di televisi nasional pada akhir 2006. Meskipun ia bertahan hidup hingga tahun 2016, kekuasaan penuh tidak pernah kembali padanya. Spekulasi tentang koma dan berbagai penyakit kronis Castro terus berkembang hingga akhir hayatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Mengapa Laron Tertarik pada Cahaya? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Mengapa Laron Tertarik pada Cahaya? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Larangan Setelah Melahirkan: Hindari Ini Agar Pemulihan Cepat dan Optimal

Larangan Setelah Melahirkan: Hindari Ini Agar Pemulihan Cepat dan Optimal

Rayakan Hari Anak Nasional: Psikolog Bagikan Cara Bermain yang Bermakna di Rumah dan Luar

Rayakan Hari Anak Nasional: Psikolog Bagikan Cara Bermain yang Bermakna di Rumah dan Luar

Drakor Sageuk Lintas Istana: Kisah Rakyat Biasa yang Menguras Emosi dan Penuh Pelajaran

Drakor Sageuk Lintas Istana: Kisah Rakyat Biasa yang Menguras Emosi dan Penuh Pelajaran

Glow Up Itu Nggak Sama Buat Semua Orang, Pilih Jalan Cantikmu Sendiri!

Glow Up Itu Nggak Sama Buat Semua Orang, Pilih Jalan Cantikmu Sendiri!

Mengapa Pria Lebih Rentan Buta Warna? Ini Penjelasan Genetika dan Solusi Masa Depan

Mengapa Pria Lebih Rentan Buta Warna? Ini Penjelasan Genetika dan Solusi Masa Depan