5 Kepiting Terunik di Indonesia yang Jarang Diketahui

Kepiting yang sering Anda temui di saluran air atau tepi lautan mungkin tampak umum. Mereka semua punya tubuh rata, sepasang palunya, dan gerakan yang lincah. Namun, jangan salah paham, sebenarnya ada banyak jenis kepiting aneh nan menarik yang dapat ditemukan di perairan Indonesia. Kepiting-kepiting ini bermukim di segala macam lokasi, mulai dari garis pantai hingga kedalaman laut serta habitat terumbu karang.

Ada yang warnanya mencolok, bentuk tubuhnya tak biasa, bahkan ada yang memiliki kebiasaan unik. Sayangnya, banyak dari mereka yang tidak terlalu diperhatikan dan jarang diulik oleh orang-orang. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas kepiting-kepiting tersebut secara mendalam agar pamornya naik dan mereka makin dilirik.

1. Kepiting orang utan

Nama kepiting ini berasal dari ciri fisiknya yang menyerupai orang utan. Pertama, kepiting dengan nama ilmiah
Achaeus japonicus
ini memiliki tubuh berwarna jingga. Kemudian, kaki dan capitnya sangat panjang dan mirip seperti tangan orang utan. Sayangnya, ukuran hewan ini terbilang kecil dengan ukuran maksimal yang hanya sekitar 2 centimeter. Nah, ukuran kecil, warna jingga, dan kakinya yang panjang digunakan untuk mencengkeram, menempel, dan berkamuflase, jelas
Reef Life Survey.
Spesifiknya, dia sangat menyukai untuk tinggal dan berbaur dengan batu karang.
Plerogyra sinuosa.

2. Kepiting pembawa bulu babi

Seperti namanya, kepiting dengan nama ilmiah Dorippe frascone ini sering membawa bulu babi di punggungnya. Secara khusus, ada tiga spesies bulu babi yang kerap ia bawa, yaitu Astropyga radiata, Diadema setosum, dan Diadema savignyi. Semua spesies bulu babi tersebut memiliki duri yang besar, panjang, dan beracun. Karenanya, dengan membawa bulu babi hewan ini bisa aman dari berbagai predator, seperti ikan kerapu atau ikan hiu.

Tapi yang berbahaya dan bisa menyengat hanyalah bulu babi yang ia bawa. Sebenarnya, kepiting ini sendiri berukuran kecil dan sama sekali tidak berbahaya, jelas Sealifebase. Biasanya, hewan ini kerap ditemukan di area karang atau dasar laut berpasir. Ukurannya terbilang sedang di mana ia mampu tumbuh hingga ukuran 5 centiemeter. Capitnya juga tak terlalu besar sehingga kamu tak perlu takut dengan hewan ini.

3. Yuyu

Parathelphusa convexa atau yuyu mungkin merupakan kepiting air tawar paling populer di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Ia sering ditemukan di sawah, rawa, danau, sungai, bahkan di selokan perkotaan. Hal tersebut dapat terjadi karena krustasea ini sangat adaptif dan bisa hidup di berbagai tipe habitat. Tak cuma itu, yuyu juga kerap ditangkap entah untuk dijadikan mainan anak-anak atau untuk dikonsumsi.

Dilansir GBIF, Yuyu adalah spesies asli yang hanya ditemukan di Indonesia, dengan sebagian besar populasi berkonsentrasi di Pulau Jawa. Hewan ini memiliki tubuh kecil, rata, bercak warna coklat atau kuning kemerahan, serta sepasang capit yang relatif besar. Meskipun begitu, kapit pada yuyu sendiri tidak membahayakan. Namun, kapit milik individu dewasa dapat menimbulkan rasa sakit dan mungkin menghasilkan goresan. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak seenaknya saja menyentuh makhluk hidup tersebut.

4. Kepiting fiddler memiliki kaki berbentuk lingkaran

Hewan dengan nama ilmiah Austruca annulipes Ini cukup mudah diidentifikasi berdasarkan ukuran capitnya. Spesies ini memiliki satu kapit kecil dan satu lagi yang sangat besar, hingga nyaris menyamai panjang dan besarnya seluruh tubuhnya. Menariknya, variasi dalam ukuran kapit itu baru terlihat pada jantan saja. Kapit yang lebih besar dapat berkisar warnanya dari putih hingga merah muda, seperti ditunjukkan dengan jelas, Wild Singapore. Umumnya, kepiting tersebut kerap ditemui di tepi pantai. Disitu, hewan itu tak jarang menggali pasir, menyembunyikan diri di dalam lubang, atau berbaur dengan baik di antara batu-batu dan karang.

5. Kepiting halimeda

Krustasea ini dikenal sebagai kepiting halimeda yang mempunyai badan bercorak segitiga serta berwarna hijau menarik. Warna dasarnya terbilang mencolok, yakni kuning muda sampai hijau gelap. Tambahan pula, kombinasi antara bentuk fisiknya dan palet warna itu dimiliki oleh makhluk laut bernama saintifiknya Huenia heraldica
Ini berfungsi sebagai penyamaran di antara terumbu karang, daerah padang lamun, serta zona batu-batu di dasar lautan. Cepolnya kecil, kaki-kakinynapun panjang, sementara pergerakkannya cukup lambat. Ironisnya, masih sedikit informasi yang ditemukan tentang spesies ini selain dari penampilan fisik, corak warnanya, dan lingkungan hidupnya.

ternyata, kepiting lebih dari sekedar binatang laut dengan cakar dan kulit keras. Kepiting memiliki ragam jenis yang khas dan tersebar luas di wilayah Indonesia. Beberapa jenis menampilkan bentuk yang ganjil, perilaku unik, atau bahkan menjadi spesies asli daerah itu sendiri. Kadang-kadang, beberapa jenis kepiting ini kurang diketahui dan dipedulikan. Setelah menghabiskan waktu untuk membaca artikel ini, Anda perlu mulai mencatat, menjaga, serta melindungi kelangsungan hidup mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Hindari Curhat Soal Ini! 5 Hal yang Sebaiknya Jangan Dibagi ke Rekan Kerja

Hindari Curhat Soal Ini! 5 Hal yang Sebaiknya Jangan Dibagi ke Rekan Kerja

Konsumsi Rumah Tangga Meningkat, Indef Waspadai Fenomena Dissaving

Konsumsi Rumah Tangga Meningkat, Indef Waspadai Fenomena Dissaving

Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG 2025: Hubungan Pancasila dan Budi Pekerti Ki Hadjar Dewantara

Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG 2025: Hubungan Pancasila dan Budi Pekerti Ki Hadjar Dewantara

Tips Sukses Memulai Bisnis Makanan dan Minuman dari Rumah

Tips Sukses Memulai Bisnis Makanan dan Minuman dari Rumah

ASI: Vaksin Pertama dan Perlindungan Alami Terbaik bagi Bayi

ASI: Vaksin Pertama dan Perlindungan Alami Terbaik bagi Bayi

Mengapa Laron Tertarik pada Cahaya? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Mengapa Laron Tertarik pada Cahaya? Ini Penjelasan Ilmiahnya!