“Kurang lebih dua puluh atau maksimal tiga puluh,” katanya kepada IDN Times di Gedung Sekolah Rakyat Sentra Handayani, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025).
Sekarang, Glensky tidak lagi membawa dayung. Dayung tersebut buku gantikan. Ia terlihat memeluk buku itu sambil mengenakan seragam baru. Senyumnya melebar saat ia berjalan masuk ke asrama sekolah rakyat bersama temannya. Sebanyak 180 siswa siap mengikuti pembelajaran di Sekolah Rakyat Bekasi mulai tanggal 14 Juli.
Glensky bukanlah siswa putus sekolah, namun nasib memaksa ia menunda waktu belajarnya. Ia pernah tidak naik kelas di SMP karena lebih sering membantu keluarga daripada duduk di bangku kelas.
“Saya membantu saudara. Karena saudara memiliki perahu, saya yang menahan perahunya,” katanya.
Tangan Glensky yang biasanya menggenggam dayung, kini menggenggam buku, pena, dan sedikit harapan baru. Pada hari pertama masuk ke asrama sekolah rakyat, senyum selalu terpahat di wajahnya. Matanya bersinar saat membuka tas baru yang berisi perlengkapan sekolah seperti seragam, tas, dan sepatu yang diberikan secara gratis.
Ia mengatakan, tidak ada rencana untuk masuk ke sekolah rakyat. Namun, tiba-tiba datang seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang menjelaskan tentang sekolah rakyat.
“Tidak menyangka. Dulu karena tiba-tiba ada seseorang datang dan berkata, ‘Mau sekolah rakyat tidak?’ Katanya gratis, semuanya diberi. Ya, sudah, saya mau,” katanya.
Glensky mengakui tidak merasa takut meskipun ini pertama kalinya ia tidur jauh dari orang tuanya. Bahkan, ia mengatakan sudah terbiasa dengan banyak teman. “Tidak apa-apa,” ujarnya.
Di balik tubuh yang mungil dan cara berbicara yang sederhana, Glensky menyimpan impian besar. Ia bermimpi menjadi seorang pemain sepak bola. “Bermain sepak bola,” jawabnya cepat ketika ditanya tentang impiannya.
Glensky adalah salah satu dari 75 siswa sekolah yang mengikuti impian yang terhambat akibat biaya. Ratusan siswa tersenyum sambil mulai merasakan pengalaman sekolah asrama meskipun hanya simulasi selama dua hari.
Kementerian Sosial (Kemensos) mulai menguji pelaksanaan sekolah rakyat di dua tempat, yaitu Sentra Handayani Jakarta dan Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi, pada Rabu (9/7/2025). Uji coba ini dilakukan sebelum siswa memasuki sekolah pada 14 Juli 2025.
Simulasi ini berlangsung selama dua hari, yaitu tanggal 9 hingga 10 Juli 2025. Siswa akan mengikuti uji coba proses belajar dan tinggal di asrama yang telah disiapkan. “Maka hari ini kita melaksanakan simulasi penyelenggaraan sekolah rakyat inovatif selama 24 jam penuh,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Sentra Handayani Jakarta, Cipayung, Jakarta Timur.
Gus Ipul mengajak para orang tua untuk menyerahkan anak-anak mereka ke sekolah rakyat. Ini karena semua kebutuhan dan keperluan mereka, seperti tempat tinggal serta makanan, disediakan oleh pemerintah.