Kadang, kita suka berpikir, gimana ya kalo hidup kita berbeda? Bayangin deh kalo kamu nggak pernah ketemu sama pasanganmu, atau kamu nggak punya adik kakak, atau mungkin kamu punya tato. Atau, gimana kalo kejadian buruk itu nggak pernah terjadi? Atau malah sebaliknya? Cerita hidup kita bisa ditulis dengan ribuan, bahkan jutaan cara yang berbeda. Kalo kita renungin jalur hidup yang sempit dan mustahil ini, pasti kepala jadi pusing.
Nah, ide ini juga sempet dibahas Jorge Borges dalam cerpen “The Library of Babel”. Borges ngebayangin sebuah perpustakaan super luas, dibagi jadi ruangan hexagonal. Tiap ruangan penuh dengan rak buku yang isinya semua kemungkinan buku yang ada di dunia ini. Dengan 25 karakter, termasuk tanda baca, buku-bukunya keliatan acak dan nggak jelas. Tapi, di suatu tempat di perpustakaan itu, ada buku yang menceritakan seluruh hidup kamu—semua langkah pertamamu, semua peristiwa penting, sampai cara kamu meninggal.
Nah, Borges nggak cuma ngajak kita mikirin cerita-cerita. Dia juga nyentuh tentang genetika. Daniel Dennett, dalam bukunya, ngubah ide ini jadi “The Library of Mendel”. Jadi, kamu bisa bayangin semua kemungkinan genom dari semua organisme yang bisa ada. Kita, manusia, punya kira-kira tiga miliar “huruf” dalam genom kita. Coba bayangin kalau huruf-huruf itu diacak, bisa jadi apa aja ya bentuk manusia yang ada—dengan segala macam bakat dan kelemahan.
Tapi, kayak acakan huruf yang sering jadi nggak berarti, acakan gen juga sering nggak viable, alias nggak bisa hidup. Ini bikin kita makin menghargai kehidupan dan sadar betapa beruntungnya kita bisa ada di sini. Kayak kata biologist Richard Dawkins, “Meskipun banyak cara untuk hidup, pasti ada jauh lebih banyak cara buat mati.”
Perpustakaan Babel milik Borges itu kayak alam semesta kita. Dengan waktu yang cukup, semua cerita bisa terjadi—yang aneh-aneh sampai yang hampir mirip banget. Dunia di mana kulitmu berwarna kuning dan dilapisi bulu yang lembut, atau dunia di mana kamu punya satu helai rambut kurang. Setiap kejadian besar di planet kita, bahkan tabrakan partikel mikroskopis, semua itu melanjutkan satu cerita alam semesta.
Setiap keputusan yang kita ambil dan jalur yang kita pilih, semua itu bakal bergaung di seluruh alam semesta. Saat aku memutuskan untuk menulis ini pun, aku sudah menambah dan mendefinisikan cerita alam semesta. Kita hidup sebagai bab terbaru dari buku besar, dan kita turut menulis bagaimana ceritanya akan berlanjut. Walaupun peran kita mungkin kecil, tapi itu sebuah kehormatan bisa nambahin cerita kita ke buku terbesar yang ada.
Great insight..!! 🫰❤️🔥
very inspiring 💖