Pengertian dan Ciri-Ciri Kalimat Pasif dalam Bahasa Indonesia

Kalimat pasif adalah bentuk kalimat di mana subjek menjadi penerima tindakan, bukan pelaku. Dalam bahasa Indonesia, kalimat pasif mudah dikenali melalui predikat yang biasanya menggunakan imbuhan tertentu seperti “di-“, “ter-“, atau “ke-an”.

Ciri-Ciri Kalimat Pasif

  1. Subjek sebagai Penerima Tindakan
    Subjek dalam kalimat pasif dikenai atau menerima suatu tindakan.
    Contoh:

    • “Surat itu dikirim oleh pos.”
    • “Mobil itu dicuci oleh bapak.”
  2. Predikat Berimbuhan Khusus
    Predikat menggunakan imbuhan seperti “di-“, “ter-“, atau “ke-an”.
    Contoh:

    • “Pintu itu terbuka dengan sendirinya.” (terbuka)
    • “Dia kelelahan setelah bekerja.” (kelelahan)
  3. Kata “oleh” untuk Menyatakan Pelaku (Opsional)
    Pelaku tindakan dalam kalimat pasif sering dijelaskan dengan kata “oleh”.
    Contoh:

    • “Lagu itu dinyanyikan oleh penyanyi terkenal.”

Jenis-Jenis Kalimat Pasif

  1. Kalimat Pasif Transitif
    Kalimat ini memiliki objek, dengan predikat berimbuhan “di-“ atau “di-kan”.
    Contoh:

    • “Laporan itu ditulis oleh sekretaris.”
    • “Meja ini dibersihkan setiap pagi.”
  2. Kalimat Pasif Intransitif
    Kalimat ini tidak memiliki objek, dan predikat biasanya menggunakan “ter-“ atau “ke-an”.
    Contoh:

    • “Dia tertidur di sofa.”
    • “Saya kedinginan malam ini.”
  3. Kalimat Pasif Tindakan
    Menunjukkan aktivitas tertentu, dengan predikat berimbuhan “di-“ atau “di-kan”.
    Contoh:

    • “Penjahat itu ditangkap polisi tadi malam.”
  4. Kalimat Pasif Keadaan
    Menggambarkan kondisi atau situasi subjek, dengan predikat berimbuhan “ke-an”.
    Contoh:

    • “Dia kebingungan saat ujian.”

Perbedaan Kalimat Pasif dan Aktif

Mengapa Memahami Kalimat Pasif Penting?

Pemahaman tentang kalimat pasif membantu:

  • Memvariasikan Gaya Bahasa: Membuat tulisan lebih menarik dan tidak monoton.
  • Menyesuaikan Fokus: Dalam komunikasi, kalimat pasif dapat digunakan untuk menyoroti penerima tindakan dibanding pelaku.
  • Memperjelas Informasi: Dalam konteks tertentu, seperti laporan atau dokumen resmi, kalimat pasif lebih sesuai karena bersifat netral dan formal.

Dengan memahami ciri-ciri, jenis-jenis, dan perbedaannya, Anda dapat menyusun kalimat pasif dengan benar dan efektif dalam komunikasi sehari-hari maupun penulisan formal.

Hidup adalah perjalanan, dan setiap langkah adalah cerita yang layak untuk dikenang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Buck Moon 2025: Pesona Bulan Purnama Juli dan Cara Terbaik Mengamatinya

Buck Moon 2025: Pesona Bulan Purnama Juli dan Cara Terbaik Mengamatinya

Pelajar Pancasila dan Literasi Keuangan: Panduan Dasar Perencanaan Keuangan

Pelajar Pancasila dan Literasi Keuangan: Panduan Dasar Perencanaan Keuangan

Waspada! 7 Kebiasaan Kecil Ini Bisa Menyebabkan Anda Gagal Meraih Kesuksesan

Waspada! 7 Kebiasaan Kecil Ini Bisa Menyebabkan Anda Gagal Meraih Kesuksesan

Kebiasaan Foto di Ponsel Bisa Rusak Daya Ingat Anda, Hati-Hati!

Kebiasaan Foto di Ponsel Bisa Rusak Daya Ingat Anda, Hati-Hati!

Pergantian Nama RSUD Welas Asih: Jejak Bahasa Asing dalam Kosakata Indonesia

Pergantian Nama RSUD Welas Asih: Jejak Bahasa Asing dalam Kosakata Indonesia

Sun Life: Gen Z Paling Rentan Keuangan, Kesenjangan Antargenerasi Terungkap

Sun Life: Gen Z Paling Rentan Keuangan, Kesenjangan Antargenerasi Terungkap