Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa makan di waktu tertentu, terutama dengan menerapkan puasa intermiten, dapat membantu menghilangkan lemak di perut dan meningkatkan kesehatan jantung. Studi yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Granada, Universitas Negeri Navarra, dan CIBER ini menyoroti bagaimana pengaturan waktu makan dapat memengaruhi metabolisme tubuh.
Menurut penelitian yang diterbitkan di Nature Medicine, salah satu strategi terbaik untuk menurunkan berat badan adalah makan terakhir sebelum pukul 5 sore dan tidak mengonsumsi makanan lagi hingga keesokan paginya. Metode ini terbukti efektif untuk:
Puasa intermiten adalah metode makan yang membatasi waktu asupan makanan dan memperpanjang periode puasa setiap hari. Dalam penelitian ini, para peserta mencoba tiga jenis puasa berbeda selama 12 minggu:
Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok puasa dini mengalami penurunan berat badan yang signifikan, rata-rata 3–4 kg, dan kehilangan lebih banyak lemak subkutan dibandingkan kelompok lainnya.
Makan di malam hari dapat mengganggu ritme biologis tubuh, yang dikenal sebagai ritme sirkadian. Ritme ini memengaruhi berbagai proses metabolisme, termasuk pengaturan gula darah dan pembakaran lemak.
Menurut Dr. Labayen, salah satu peneliti utama, tubuh yang tidak menerima makanan di malam hari memiliki lebih banyak waktu untuk:
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa puasa intermiten merupakan strategi penurunan berat badan yang aman dan efektif. Para peserta menunjukkan tingkat kepatuhan tinggi, tanpa efek samping serius yang tercatat selama penelitian.
Beberapa manfaat tambahan dari puasa intermiten meliputi:
Puasa intermiten, terutama dengan mengatur makan terakhir sebelum pukul 5 sore, menawarkan cara yang menjanjikan untuk mengelola berat badan, mengurangi lemak perut, dan meningkatkan kesehatan metabolisme. Strategi ini tidak hanya membantu menurunkan berat badan tetapi juga mendukung kesehatan jangka panjang, termasuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes.
Jika Anda berencana mencoba metode ini, konsultasikan terlebih dahulu dengan ahli gizi atau dokter untuk memastikan pola makan ini sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.