Makan di Jam Tertentu Bisa Bantu Hilangkan Lemak Perut, Ini Rahasianya!

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa makan di waktu tertentu, terutama dengan menerapkan puasa intermiten, dapat membantu menghilangkan lemak di perut dan meningkatkan kesehatan jantung. Studi yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Granada, Universitas Negeri Navarra, dan CIBER ini menyoroti bagaimana pengaturan waktu makan dapat memengaruhi metabolisme tubuh.

Manfaat Makan Sebelum Pukul 5 Sore

Menurut penelitian yang diterbitkan di Nature Medicine, salah satu strategi terbaik untuk menurunkan berat badan adalah makan terakhir sebelum pukul 5 sore dan tidak mengonsumsi makanan lagi hingga keesokan paginya. Metode ini terbukti efektif untuk:

  • Mengurangi lemak perut subkutan (lemak di bawah kulit).
  • Meningkatkan kesehatan metabolisme dan jantung.
  • Membantu mengatur kadar glukosa darah, sehingga mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Puasa Intermiten: Cara Kerja dan Jenisnya

Puasa intermiten adalah metode makan yang membatasi waktu asupan makanan dan memperpanjang periode puasa setiap hari. Dalam penelitian ini, para peserta mencoba tiga jenis puasa berbeda selama 12 minggu:

  1. Puasa Dini (09.00–17.00): Sarapan di pagi hari dan makan malam lebih awal.
  2. Puasa Larut (14.00–22.00): Menggeser waktu makan ke sore hingga malam.
  3. Puasa Bebas Pilihan: Memilih sendiri jadwal makan sesuai preferensi, biasanya 12.00–20.00.

Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok puasa dini mengalami penurunan berat badan yang signifikan, rata-rata 3–4 kg, dan kehilangan lebih banyak lemak subkutan dibandingkan kelompok lainnya.

Kenapa Waktu Makan Penting?

Makan di malam hari dapat mengganggu ritme biologis tubuh, yang dikenal sebagai ritme sirkadian. Ritme ini memengaruhi berbagai proses metabolisme, termasuk pengaturan gula darah dan pembakaran lemak.

Menurut Dr. Labayen, salah satu peneliti utama, tubuh yang tidak menerima makanan di malam hari memiliki lebih banyak waktu untuk:

  • Mencerna dan memproses nutrisi dengan optimal.
  • Mengatur glukosa darah dengan lebih baik.
  • Mengurangi risiko gangguan metabolisme seperti diabetes dan obesitas.

Keunggulan dan Keamanan Puasa Intermiten

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa puasa intermiten merupakan strategi penurunan berat badan yang aman dan efektif. Para peserta menunjukkan tingkat kepatuhan tinggi, tanpa efek samping serius yang tercatat selama penelitian.

Beberapa manfaat tambahan dari puasa intermiten meliputi:

  • Menstabilkan kadar glukosa darah.
  • Meningkatkan kesehatan jantung.
  • Memperbaiki pola tidur dan energi harian.

Kesimpulan: Pola Makan untuk Hidup Sehat

Puasa intermiten, terutama dengan mengatur makan terakhir sebelum pukul 5 sore, menawarkan cara yang menjanjikan untuk mengelola berat badan, mengurangi lemak perut, dan meningkatkan kesehatan metabolisme. Strategi ini tidak hanya membantu menurunkan berat badan tetapi juga mendukung kesehatan jangka panjang, termasuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes.

Jika Anda berencana mencoba metode ini, konsultasikan terlebih dahulu dengan ahli gizi atau dokter untuk memastikan pola makan ini sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Hidup adalah perjalanan, dan setiap langkah adalah cerita yang layak untuk dikenang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Makan Nanas Setiap Hari: 3 Manfaat Mengejutkan dan Efek Samping yang Perlu Diwaspadai

Makan Nanas Setiap Hari: 3 Manfaat Mengejutkan dan Efek Samping yang Perlu Diwaspadai

5 Tanaman Hias Outdoor Tahan Panas dan Hujan untuk Mempercantik Rumah Anda

5 Tanaman Hias Outdoor Tahan Panas dan Hujan untuk Mempercantik Rumah Anda

5 Tanaman Pengusir Tikus yang Ampuh dan Mudah Ditanam di Rumah

5 Tanaman Pengusir Tikus yang Ampuh dan Mudah Ditanam di Rumah

Fakta atau Mitos: Benarkah Hujan Bisa Bikin Sakit?

Fakta atau Mitos: Benarkah Hujan Bisa Bikin Sakit?

Benarkah Gluten Berbahaya? Ini Fakta dan Siapa yang Perlu Menghindarinya

Benarkah Gluten Berbahaya? Ini Fakta dan Siapa yang Perlu Menghindarinya

Kelompok Orang yang Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Jus Tomat

Kelompok Orang yang Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Jus Tomat