Pernahkah Anda merasa bingung ketika melihat orang tua yang dulunya sabar dan penuh kasih, kini lebih sering marah-marah? Hal-hal kecil seperti suara televisi yang terlalu keras, meja yang sedikit berantakan, atau bahkan sekadar memilih menu makan bisa memicu amarah mereka.
Fenomena ini bukan hanya terjadi dalam keluarga Anda, tetapi juga dialami banyak orang di seluruh dunia. Seiring bertambahnya usia, berbagai perubahan terjadi dalam tubuh dan pikiran seseorang, yang bisa mempengaruhi suasana hati dan emosi mereka.
Lantas, mengapa orang tua cenderung lebih mudah marah? Berikut beberapa penyebabnya yang perlu Anda ketahui.
Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami perubahan hormon yang dapat mempengaruhi emosi. Pada pria, kadar testosteron mulai menurun sekitar 1% setiap tahun setelah usia 40, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati, depresi, dan gangguan tidur.
Sementara itu, wanita yang mengalami menopause juga menghadapi perubahan hormon yang drastis. Perubahan ini bisa menyebabkan mereka menjadi lebih emosional, mudah tersinggung, atau merasa sedih tanpa alasan yang jelas.
Usia lanjut sering kali membawa berbagai penyakit kronis seperti radang sendi, nyeri otot, gangguan penglihatan, hingga masalah pendengaran. Aktivitas sehari-hari yang dulunya terasa mudah kini menjadi sulit dilakukan, menimbulkan rasa frustrasi dan ketidaknyamanan.
Konsumsi obat-obatan dalam jangka panjang juga bisa berdampak pada suasana hati. Beberapa obat bahkan memiliki efek samping yang menyebabkan perubahan emosi dan meningkatkan risiko depresi.
Dunia terus berkembang dengan cepat, terutama dalam bidang teknologi. Ponsel pintar, aplikasi, dan media sosial menjadi bagian dari kehidupan modern, tetapi bagi banyak orang tua, hal ini bisa menjadi sesuatu yang membingungkan.
Ketidakmampuan untuk memahami atau menggunakan teknologi baru sering kali membuat mereka merasa tertinggal, tidak relevan, dan bahkan kehilangan kepercayaan diri. Rasa frustrasi ini bisa diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau keluhan terhadap hal-hal baru yang mereka anggap rumit.
Seiring bertambahnya usia, banyak orang tua yang kehilangan pasangan hidup, sahabat, atau bahkan anak mereka. Kesedihan yang mendalam akibat kehilangan orang tercinta sering kali berubah menjadi perasaan kesepian yang luar biasa.
Kesepian ini bisa membuat mereka merasa diabaikan dan kurang diperhatikan oleh keluarga atau orang-orang di sekitar mereka. Akibatnya, mereka mungkin menjadi lebih mudah tersinggung atau mencari perhatian dengan cara yang kurang menyenangkan, seperti sering mengeluh atau marah-marah.
Bagi banyak lansia, kehilangan kemandirian adalah salah satu hal yang paling sulit diterima. Perubahan seperti harus bergantung pada orang lain, pindah ke rumah anak, atau bahkan tinggal di panti jompo bisa membuat mereka merasa tidak lagi memiliki kendali atas hidup mereka sendiri.
Rasa tidak berdaya ini bisa memicu kemarahan sebagai bentuk pelampiasan. Mereka mungkin merasa frustrasi karena tidak bisa lagi melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan secara mandiri.
Seiring bertambahnya usia, beberapa orang mengalami gangguan kognitif seperti Alzheimer atau demensia. Penyakit ini menyebabkan kebingungan, kehilangan ingatan, dan kesulitan memahami lingkungan sekitar.
Dalam banyak kasus, individu yang mengalami demensia cenderung menjadi lebih mudah tersinggung dan emosional karena merasa frustrasi dengan kondisi mereka. Kemarahan bisa menjadi cara mereka mengekspresikan ketidaknyamanan atau ketakutan yang mereka rasakan.
Jika Anda memiliki orang tua yang mulai sering marah, berikut beberapa tips yang bisa membantu:
Perubahan emosi pada orang tua adalah hal yang wajar terjadi seiring bertambahnya usia. Faktor seperti perubahan hormon, gangguan kesehatan, kesepian, dan kehilangan kendali atas hidup bisa menjadi pemicunya. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai penyebabnya, kita bisa lebih bijaksana dalam menghadapi mereka dan memberikan dukungan yang dibutuhkan.