Perencanaan keuangan – Salah satu ciri utama Pelajar Pancasila adalah kemandirian. Dalam hal ini, kemandirian dalam hal kehidupan dan ekonomi sangat penting. Namun, banyak siswa kita rentan terjebak dalam penipuan keuangan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemahaman mengenai literasi keuangan serta literasi dalam perencanaan keuangan (financial planning). Oleh karena itu, artikel singkat ini kami susun sebagai panduan dasar atau awal mengenai perencanaan keuangan.
Prinsip utama dalam perencanaan keuangan adalah memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan pengeluaran. Pendapatan dapat diperoleh dari gaji, tunjangan hari raya, honor, hasil usaha, warisan, hadiah, serta hasil investasi. Pendapatan tetap berasal dari gaji, sedangkan yang lain bersifat sementara atau tidak menentu.
Alokasikan paling sedikit 10 persen dari pendapatan Anda untuk berinvestasi. Kecuali jika Anda memiliki cicilan utang mendesak dan harus segera terbayar, sehingga tidak memungkinkan untuk berinvestasi. Untuk mencegah hal tersebut, ketika mencari pinjaman, pastikan besaran cicilan utang tidak melebihi 30 persen dari penghasilan bulanan Anda.
Dengan demikian, Anda masih memiliki 10 persen untuk berinvestasi, 30 persen untuk pembayaran cicilan utang, 2,5-10 persen untuk keperluan sosial (zakat, sedekah, persepuluhan, dll). Sisanya sebesar 50-57,5 persen untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan Anda. Dalam ajaran Islam, zakat penghasilan baru wajib Anda berikan jika penghasilan setara dengan nisab sebesar 85 gram emas atau sekitar 170 juta per tahun.
Contoh: Jika dalam sebulan, kita menerima gaji sebesar Rp2 juta, lalu merayakan ulang tahun sehingga mungkin mendapat hadiah uang senilai Rp1 juta, dan juga memperoleh honor sebagai relawan suatu pameran sebesar Rp1 juta, berarti total penghasilan kita mencapai Rp4 juta per bulan. Pastikan kita menyisihkan Rp400 ribu untuk berinvestasi (seperti emas, reksa dana, dll), maksimal Rp2,2 juta untuk membayar cicilan utang (karena kita memiliki uang lebih dari hadiah ulang tahun dan penghasilan sampingan, Anda bisa menambah cicilan utang agar cepat lunas, yaitu Rp1,2 juta + tambahan Rp2 juta), serta tidak ada kewajiban zakat (karena penghasilan belum mencapai nisab), sehingga kita masih memiliki sisa Rp1,4 juta untuk kebutuhan bulan tersebut. Namun, meskipun kita tidak wajib zakat, sebaiknya kita tetap menyisihkan uang untuk sedekah sebagai tanggung jawab pribadi sebagai hamba Tuhan. Ingatlah bahwa setiap rezeki yang kita terima selalu ada hak orang lain di dalamnya.
Di sisi lain, pengeluaran memiliki berbagai macam jenis. Kita perlu mampu membedakan antara pengeluaran yang merupakan kebutuhan pokok atau wajib dibayar (fixed spending), dan yang bisa ditunda atau hanya sekadar keinginan. Contoh pengeluaran tetap meliputi biaya pendidikan; tagihan listrik, air, dan lainnya (utilitas); iuran lingkungan; pengeluaran untuk makanan, cicilan hutang, transportasi, serta asuransi JKN, dan sebagainya.
Namun, pengeluaran pasti juga dapat diubah. Misalnya, biaya makan bisa berbeda antara makan di warung makan sederhana dan restoran. Biaya transportasi akan lebih murah jika menggunakan angkutan umum dibandingkan mobil. Contohnya, warga Jakarta dapat menggunakan angkot JakLingko secara gratis hanya dengan kartu e-money. Siswa juga dapat menggunakan bus sekolah secara gratis.
Namun, bedakan antara hemat dan murah hati. Misalnya, kita pasti lebih hemat jika pergi ke suatu tempat dengan berjalan kaki. Namun, apakah hal itu sebanding dengan tenaga yang terbuang jika jaraknya terlalu jauh? Atau, jika kita hanya mengonsumsi camilan ringan atau mi instan sepanjang hari, apakah itu baik bagi kesehatan kita?
Mengenai utang, bedakan antara utang konsumtif dan produktif. Utang konsumtif merupakan pinjaman yang Anda gunakan hanya untuk kebutuhan pengeluaran sehari-hari tanpa menghasilkan keuntungan. Misalnya, utang kartu kredit untuk menonton konser atau membeli barang kesenangan. Terlebih lagi, utang yang digunakan untuk bermain judi online, yang selain dilarang oleh agama, juga pasti akan membawa kita ke dalam kesulitan ekonomi.
Sementara utang produktif merupakan pinjaman yang dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan mampu menghasilkan keuntungan di masa mendatang. Contohnya, pinjaman untuk membeli mobil yang digunakan dalam usaha persewaan, pinjaman pembelian rumah (KPR) yang nilai propertinya cenderung meningkat setiap tahun, pinjaman pembelian laptop untuk keperluan kerja, dan sebagainya. Jika mengambil utang, pastikan kita memiliki perhitungan bahwa barang yang dibeli dengan uang pinjaman tersebut akan meningkatkan produktivitas atau memberikan hasil yang lebih besar.
Dalam memilih utang, kita perlu mencari bunga yang paling rendah dan kreditor yang paling mudah diajak berunding. Secara berurutan, kreditor dari yang paling mudah hingga paling sulit dinegosiasikan adalah:
Mengajukan pinjaman sebaiknya dilakukan melalui lembaga yang sah, seperti PT Pegadaian, bank, dan aplikasi pinjaman online yang OJK awasi, serta koperasi tempat kita menjadi anggota dengan riwayat yang jelas. Waspadalah terhadap lembaga yang meminta transfer dana terlebih dahulu sebelum uang pinjaman diterima. Ini karena biaya terkait pinjaman dipotong langsung dari jumlah dana yang diterima, bukan dibayarkan terlebih dahulu. Pihak yang meminta transfer terlebih dahulu pasti merupakan penipuan. Sebaliknya, kita justru mengalami kerugian.
Mengenai investasi, terdapat beberapa prinsip yang penting dalam berinvestasi:
1.Penuhi kebutuhan pokok sehari-hari terlebih dahulu, kemudian mulailah berinvestasi.
2.Jangan mengambil utang untuk berinvestasi. Ingatlah prinsip dasar. Jika Anda masih memiliki utang, berarti Anda belum siap untuk berinvestasi.
3. Jangan gunakan uang yang kamu gunakan untuk kebutuhan pokok dalam berinvestasi. Kamu harus tetap menyimpan dana pendidikan, asuransi pensiun, dan dana rumah tangga sesuai fungsi masing-masing. Uang yang kamu gunakan untuk berinvestasi sebaiknya berasal dari dana yang tidak terpakai (idle fund).
4. Jangan memasukkan seluruh dana investasi Anda ke dalam satu wadah.
5. Prinsip risiko tinggi, imbal hasil tinggi: Investasi yang menawarkan keuntungan besar biasanya memiliki tingkat risiko yang lebih besar juga.
6. Prinsip bahwa tidak ada produk investasi yang dapat menjamin keuntungan atau hasil pasti, kecuali deposito yang memberikan bunga dan obligasi yang memiliki kupon, sekalipun investasi tersebut tampak sangat masuk akal. Contoh terakhir yang melibatkan tokoh finansial terkenal yang ternyata penipu adalah kasus Bernie Madoff yang menawarkan imbal hasil tetap sebesar 9-10 persen setiap tahun.
7. Percayalah hanya pada diri sendiri. Dana investasi merupakan milik kita, sehingga tanggung jawab untuk mengelolanya dengan baik melalui pertimbangan yang logis. Jangan terburu-buru berinvestasi dalam satu produk hanya karena merasa tidak enak hati kepada keluarga atau teman yang menawarkannya. Ingat, ketika dana investasi kita hilang, biasanya tidak ada yang bersedia bertanggung jawab selain diri kita sendiri.
8. Prinsip “no pain, no gain” berarti setiap investasi pasti memerlukan usaha keras. Tidak ada penghasilan pasif yang benar-benar tidak memerlukan usaha. Memiliki tabungan atau obligasi tetap membutuhkan kita untuk mengikuti perubahan tingkat bunga. Memiliki kos-kosan juga mengharuskan kita mengawasi kondisi kos-kosan tersebut. Apalagi dalam berinvestasi di saham dan reksa dana, kita harus terus memantau perkembangan berita ekonomi. Singkatnya, tidak ada investasi yang sepenuhnya bisa berjalan sendiri.
9. Sebagai seorang pelajar, mulailah berinvestasi dengan modal kecil terlebih dahulu selama rutin. Contohnya, mulailah membeli obligasi dengan jumlah minimal Rp1, saham dengan minimal 100 lembar atau 1 lot, reksa dana dengan minimum Rp100 ribu, dan sebagainya, tetapi lakukan investasi setiap bulan.
10. Pelajari seluruh jenis investasi secara mendalam, termasuk produk investasi terbaru seperti mata uang kripto. Konsultasikan dengan ahli, investor yang lebih dulu bergelut, serta baca berbagai informasi terkini dan sebagainya.
Pada akhirnya, mengenai pendapatan, cara meningkatkan penghasilan di luar gaji adalah dengan mencari sumber penghasilan tambahan. Ini bisa kamu lakukan dengan mengerjakan pekerjaan sampingan (seperti menjadi agen asuransi, MLM, kerja paruh waktu, menerjemahkan buku, fotografi, dan sebagainya), membuka usaha mandiri (franchise, membangun bisnis sendiri, dll), menjual barang bekas di rumah atau menjual barang hobi seperti komik, mainan antik atau jadul (dapat kamu lakukan secara langsung, melalui media sosial, maupun e-commerce), menjadi seorang influencer, serta berbagai cara lainnya.
Namun, pekerjaan sampingan tersebut tidak boleh mengganggu tugas utama, terlebih jika kita masih dalam status sebagai pelajar yang tugas utamanya adalah belajar hingga lulus.
Harapan kami, panduan dasar ini dapat bermanfaat bagi para siswa maupun pembaca pada umumnya. Doa keselamatan dan keberhasilan selalu menyertai kita semua.