Kalsium berperan besar dalam menjaga kekuatan tulang, gigi, serta mendukung fungsi saraf, otot, dan sistem pembekuan darah. Sayangnya, beberapa makanan justru membatasi penyerapan kalsium dalam tubuh. Bila dikonsumsi berlebihan, makanan tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan tulang, termasuk osteoporosis. Artikel ini membahas berbagai makanan yang menghambat penyerapan kalsium, cara menyeimbangkannya, serta tips meraih manfaat maksimal dari asupan kalsium.
Tubuh memerlukan kalsium untuk membangun dan mempertahankan kepadatan tulang. Ketika penyerapan kalsium terganggu, risiko osteopenia dan osteoporosis meningkat. Proses remodeling tulang menuntut mineral ini dalam jumlah cukup setiap harinya. Apalagi, seiring pertambahan usia, kemampuan tubuh menyerap kalsium semakin berkurang. Kebiasaan makan tidak tepat—termasuk memasukkan makanan yang menghambat penyerapan kalsium—justru mempercepat keropos tulang.
Asam oksalat dapat berikatan dengan kalsium di saluran pencernaan, membentuk senyawa yang sulit dipecah tubuh. Akibatnya, kalsium tidak terserap optimal. Inilah beberapa contoh makanan tinggi asam oksalat:
Fitat adalah senyawa anti-nutrisi yang kerap dijumpai dalam biji-bijian, kacang-kacangan, dan gandum utuh. Ia berikatan dengan mineral seperti kalsium, sehingga tubuh kesulitan menyerapnya.
Kafein pada kopi, teh, dan beberapa minuman bersoda mendorong tubuh mengeluarkan kalsium lebih banyak melalui urin. Akibatnya, asupan kalsium yang semestinya masuk ke tulang berkurang. Memang, secangkir kopi atau teh tak langsung merusak tulang, tetapi kebiasaan mengonsumsi kafein berlebihan akan memicu efek negatif jangka panjang.
Minuman bersoda, terutama yang mengandung fosfat tinggi, menjadi contoh lain makanan yang menghambat penyerapan kalsium. Saat fosfat berlebihan dalam tubuh, ginjal terdorong untuk melepaskan lebih banyak kalsium. Jika ini berlangsung terus-menerus, kepadatan tulang menurun. Selain itu, soda umumnya mengandung gula tinggi yang merugikan metabolisme.
Penggunaan garam berlebihan pada makanan olahan, camilan, dan fast food berkontribusi mengeluarkan kalsium melalui ginjal. Ketika asupan sodium membludak, tubuh cenderung membuang kalsium untuk menjaga keseimbangan mineral. Hal ini menempatkan risiko osteoporosis makin tinggi, terutama bagi mereka yang sudah rentan, seperti lansia dan wanita pascamenopause.
Sumber kalsium melimpah di sekitar kita. Produk susu (susu, keju, yogurt), sayuran hijau rendah oksalat (seperti brokoli dan kale), ikan sarden, atau salmon bertulang lunak dapat memberi kalsium optimal. Menambah porsinya membantu mengimbangi efek makanan yang menghambat penyerapan kalsium.
Fitat pada biji-bijian dan kacang-kacangan dapat berkurang melalui perendaman, fermentasi, atau memasak dengan waktu lebih lama. Proses-proses ini memungkinkan pemecahan senyawa anti-nutrisi, yang selanjutnya mempermudah penyerapan kalsium oleh usus.
Mereka yang gemar kopi sebaiknya membatasi satu hingga dua cangkir per hari. Selain itu, cicipi makanan terlebih dahulu sebelum menambahkan garam berlebihan. Pilih rempah dan bumbu segar untuk memperkuat cita rasa. Memantau asupan garam dan kafein membantu mempertahankan lebih banyak kalsium dalam tubuh.
Vitamin D membantu penyerapan kalsium di usus. Paparan sinar matahari dan makanan seperti ikan berlemak (salmon, tuna) dapat memenuhi kebutuhan vitamin D. Jika Anda jarang terpapar sinar matahari, Anda mungkin memerlukan suplemen. Keseimbangan nutrisi lain, seperti magnesium dan fosfor, juga memengaruhi kepadatan tulang.
Apabila makanan yang menghambat penyerapan kalsium dikonsumsi berlebihan, risiko kekurangan kalsium meningkat. Kondisi ini memicu serangkaian masalah kesehatan:
Anda tak selalu harus menghindari semua makanan tersebut. Banyak jenis makanan di atas memiliki manfaat kesehatan lain, seperti kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan. Berikut beberapa tips menjaga keseimbangan:
Asupan kalsium bukan satu-satunya faktor yang menentukan kualitas tulang. Aktivitas fisik, terutama latihan beban, membantu tubuh menyerap kalsium lebih efisien. Latihan seperti berjalan, naik tangga, atau angkat beban ringan memperkuat otot dan tulang. Pola hidup sehat ini melengkapi upaya Anda dalam menyeimbangkan makanan yang menghambat penyerapan kalsium.
Bagi mereka yang berisiko tinggi osteoporosis—seperti wanita menopause atau seseorang dengan riwayat keluarga tulang rapuh—pemeriksaan kepadatan tulang (bone mineral density test) secara berkala bisa membantu deteksi dini. Dokter mungkin akan merekomendasikan suplemen kalsium atau vitamin D jika hasil pemeriksaan mengindikasikan defisit.
Makanan yang menghambat penyerapan kalsium perlu dikontrol konsumsinya agar tidak menimbulkan efek negatif pada kesehatan tulang. Bayam, teh hitam, cokelat, kacang beroksalat tinggi, dan biji-bijian sarat fitat semuanya termasuk dalam daftar. Namun, bukan berarti harus dihindari sepenuhnya. Anda bisa mengolahnya dengan merendam, memfermentasi, atau memasak lebih lama supaya fitat dan oksalat berkurang. Selain itu, bijaklah dalam mengatur garam dan kafein, karena keduanya turut memicu pengeluaran kalsium dari tubuh.
Menyeimbangkan asupan kalsium dengan vitamin D dan nutrisi penting lain adalah cara efektif menjaga tulang kuat hingga usia lanjut. Kombinasi pola makan seimbang, olahraga teratur, dan pengelolaan stres mengoptimalkan kesehatan tulang jangka panjang. Dengan memahami cara kerja makanan penghambat kalsium, Anda bisa lebih cermat merancang menu harian yang melindungi kepadatan tulang. Kesadaran ini menghindarkan Anda dari risiko osteoporosis, membuat tubuh tetap tangguh di setiap tahap kehidupan.